KAIRO (Arrahmah.com) – Junta militer Mesir telah “membersihkan” Masjid al-Fath di Kairo dari para pendemo anti-kudeta militer setelah pengepungan sepanjang hari yang dipenuhi oleh tembakan, tembakan gas air mata dan serangan massa.
Masjid Al-Fath yang berada di Ramses Square menjadi tempat para pengunjuk rasa bersembunyi dari kebrutalan tentara dan polisi junta sejak kekerasan berkobar di alun-alun tersebut pada Jum’at (16/8/2013) malam. Polisi menyerbu Masjid di mana sekitar seribu orang berada di dalamnya pada Sabtu malam.
Beberapa laporan mengatakan banyak dari mereka yang berada di dalam Masjid tewas dan jenazah mereka diambil oleh polisi dan tentara menggunakan kendaraan militer.
Saluran televisi rezim Mesir menunjukkan rekaman tentara junta yang mengepung pengunjuk rasa yang berada di dalam Masjid.
“Ada berbagai laporan mengenai apa yang terjadi. Saksi mata mengatakan beberapa telah dibawa oleh tentara di luar kerumunan, beberapa lainnya dibawa ke tahanan militer atau polisi,” ujar reporter Al Jazeera yang melaporkan dari Kairo.
Junta militer kemudian mengatakan sekitar 250 demonstran tengah diselidiki dengan tuduhan “pembunuhan, percobaan pembunuhan dan terorisme”.
Tindakan polisi untuk “membersihkan” Masjid terjadi setelah mereka mengklaim telah ada serangan dari “kelompok bersenjata” dari menara Masjid.
Para pengunjuk rasa di dalam Masjid membantah klaim tersebut, mereka mengatakan tidak ada hubungannya dengan penembakan itu dan mengatakan tidak ada akses ke puncak menara dari dalam Masjid.
Seorang pria, Waleed Attar yang berada di antara kelompok yang berhasil melarikan diri dari pengepungan saat tembakan meletus menagtakan, “Kami tidak tahu di mana peluru berasal.”
Dia menambahkan bahwa mereka berhasil melarikan diri dan menghindari preman yang menunggu di luar. “Kami menemukan jalan antara kendaraan sebelum preman-preman itu menjebak kami, kami berlari karena takut ditembak. Banyak dari mereka yang terjebak di dalam diserang oleh preman. Mereka mengatakan kami semua akan dibantai.”
Sebelumnya, berbicara kepada Al Jazeera melalui telepon, salah seorang pengunjuk rasa Omaima Halawa mengatakan ada penembakan dari dalam dan luar gedung. Ia mengatakan sekitar 700 orang berada di dalam termasuk perempuan dan anak-anak. (haninmazaya/arrahmah.com)