RAKHINE (Arrahmah.com) – Seorang aktivis Rohingya telah ditangkap di Myanmar setelah memposting foto bentrokan antara pengungsi Muslim dengan pasukan keamanan yang terjadi di negara bagian Rakhine, di halaman Facebooknya.
Tidak jelas dakwaan apa yang akan dituduhkan kepada Than Shwe (29) yang merupakan seorang Muslim Rohingya.
Seorang petugas polisi yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan pada Rabu (14/8/2013) bahwa korban berusaha untuk “menimbulkan masalah” selama kunjungan pelapor khusus HAM PBB, lansir Al Jazeera.
Tomas Ojea Quintana tengah melakukan kunjungan ke wilayah-wilayah konflik setelah bentrokan mematikan.
Majalah Thailand, The Irrawaddy melaporkan bahwa Quintana mendesak pemerintah Myanmar untuk membebaskan aktivis tersebut.
Seorang aktivis terkenal, Aung Win, mengatakan istri dari Than Shwe menyeru pembebaskan suaminya yang ditahan tanpa sebab.
Setidaknya satu orang tewas dan sekitar 10 lainnya terluka setelah bentrokan di kamp pengungsi Muslim Rohingya pada Jum’at pekan lalu dalam kekerasan terbaru yang terjadi di negara bagian Rakhine.
Penyiksan oleh polisi
Kerusuhan terbaru terjadi setelah tubuh seorang nelayan ditemukan di sebuah sungai dekat kamp Ohn Taw Gyi.
Namun rumor menyebar cepat bahwa ia telah disiksa sampai mati oleh polisi.
“Kedua telinga mengeluarkan darah. Tampak sekali ia telah dipukul di wajahnya oleh ujung senapan, semua giginya rontok,” ujar Aung Win yang melihat jenazah korban sebelum dimakamkan.
“Ini bukan tenggelam. Dia cukup jelas dipukuli dan disiksa.”
Sengketa mengenai kematian dan penahanan memicu beberapa kerusuhan yang pecah oleh polisi yang melepaskan tembakan ke udara kemudian ke kerumunan, ujar Win.
Than Shwe bekerja untuk sebuah organisasi kemanusiaan yang memberikan makanan dan pasokan ke kamp-kamp Muslim Rohingya. Ia dituduh memposting foto-foto korban tewas dna terluka.
Puluhan petugas mendatangi rumahnya dan menahannya sejak Senin (12/8). (haninmazaya/arrahmah.com)