SANA’A (Arrahmah.com) – Kelompok koalisi oposisi di Yaman telah menolak proposal yang diajukan Presiden Ali Abdullah Saleh untuk berhenti dari jabatannya setelah pemilihan parlemen pada Januari 2012 mendatang.
“Pihak oposisi menolak tawaran presiden,” ujar Mohammad al-Sabry, juru bicara payung kelompok oposisi utama seperti yang dilansir Reuters pada Selasa (22/3/2011).
Saleh sebelumnya bersumpah tidak akan mencalonkan diri kembali pada pemilihan presiden mendatang dan ia ingin menyelesaikan jabatannya hingga tahun 2013. Sebelumnya ia pernah berjanji akan meninggalkan posisinya pada 2005 silam namun tidak terbukti dengan memberikan alasan yang tidak bisa dipercaya.
Saat tekanan meningkat untuk Saleh, kelompok oposisi memberikan waktu kepadanya hingga 48 jam untuk mundur.
Kubu Saleh terus melemah di mana sejumlah petinggi militer, jenderal, duta besar dan kepala suku telah mendukung demonstran anti-pemerintah.
Mayor Jenderal Ali Mohsen al-ahmar, kepala dari zona militer barat laut dan Jenderal Ali Abdullah Aliewa, seorang penasehat militer tertinggi, telah menghentikan dukungannya untuk presiden dan bergabung dengan revolusioner di negara itu.
Pada hari yang sama, presiden memperingatkan bahwa “kudeta”, dari pejabat militer hanya akan mendorong perang sipil “berdarah” di negara itu.
“Mereka yang ingin naik ke kekuasaan melalui kudeta harus tahu bahwa ini telah keluar dari jalur. Tanah air tidak akan stabil, akan ada perang sipil, perang berdarah. Mereka harus hati-hati mempertimbangkan ini,” ujarnya.
Sedangkan para jenderal yang membelot mengatakan mereka tidak bertujuan untuk kekuasaan melalui dukungannya terhadap pemrotes anti-rezim.
Lebih dari 50 orang telah tewas dan sejumlah lainnya luka-luka dalam serangan bersenjata oleh loyalis Saleh sejak awal revolusi pada bulan Januari. (haninmazaya/arrahmah.com)