WASHINGTON (Arrahmah.com) – Al Qaeda sejauh ini belum mengambil keuntungan dari gejolak Timur Tengahnamun kelompok yang sangat dimusuhi oleh AS ini menurut beberapa badan intelijen AS dapat melakukannya jika kampanye yang dipimpin AS di Libya tidak berakhir dengan cepat.
Ada sedikit bukti Al Qaeda atau simpatisan mereka memainkan peran langsung atau tidak langsung dalam protes yang meletus di Tunisia, Mesir, Bahrain, Yaman dan Libya, kata mereka.
Tapi sebelum misi resmi PBB dimulai melawan Libya, badan Intelijen AS menasehati Barack Obama bahwa serangan ke sebuah negara Muslim bisa memicu militan untuk mencampuri protes dan mendorong plot baru terhadap Amerika Serikat.
Empat hari sejak serangan udara dimulai terhadap pasukan Gaddafi, seorang pejabat intelijen mengatakan ada beberapa tanda militan telah mampu mengeksploitasi sentimen anti-AS untuk tujuan propaganda, apalagi memicu protes atau plot.
Jenderal Carter Ham, komandan AS yang memimpin operasi, mengatakan pada Senin (21/3/2011) bahwa Washington sedang memperhatikan apakah Al Qaeda mungkin menggunakan situasi di negara Afrika Utara itu untuk mendirikan pijakan untuk pelatihan atau serangan.
“Kekhawatiran saat ini adalah jika semakin lama berlangsung, kesalahan akan dibuat dan itu akan memutar narasi oleh Al Waeda dan yang lainnya bahwa AS sedang berperang dengan Islam,” klaim Roger Cressey, penasehat anti-terorisme presiden Bush dan Clinton. (haninmazaya/arrahmah.com)