BOGOR (Arrahmah.com) – Menurut pimpinan Majelis Zikir Az Zikra ustadz Muhammad Arifin Ilham, mushaf Al Quranul Karim Tarjamah Tafsiriyah (QTT) adalah sengatan bagi umat Islam. Artinya kita harus bersikap terhadap Al Quran; membacanya, memahaminya, menghayatinya mengamalkannya dan mendakwahkannya sejalur dengan keinginan Al Quran itu sendiri.
Dalam hal memahami Al Quran, terjemahan Al-Qur’an yang dominan dan banyak beredar di masyarakat adalah terjemahan versi Depag, sekarang Kemenag. Repotnya dalam terjemahan tersebut, ada banyak kesalahan terjemah. Sekali lagi kesalahan terjemah bukan kesalahan interpretasi atau penafsiran.
“Kesalahan terjemahan Al Quran Kemenag RI bukan hanya bersifat variatif , masalah perbedaan pendapat saja, tetapi sudah masuk ke masalah substansial, karena menyangkut halal dan haram yang sangat penting dalam Islam. Walhasil bagi umat Islam yang penting bukan hanya mempersoalkan tentang terjemahan Al Quran mana yang shahih, melainkan yang terpenting adalah menerapkan isi kandungan yang sempurna dalam kehidupan sehari-hari,” komentar ustadz Arifin pada terbitnya QTT.
Sudah banyak yang mengkritisi terjemahan Kemenag namun belum ada yang memberikan solusi. Al Quranul Karim Tarjamah Tafsiriyah karya ustadz Muhammad Thalib menjadi revolusi dalam terjemahan Al Quran. Lantaran metode yang digunakan adalah metode tafsiriyah.
“Ustadz Muhammad Thalib terlepas dari MMI beliau bicara dengan jihad Qurani jihad ilmiyah beliau. Kalau jihad ilmiyah itu begitu mulia dan begitu baik lepaskanlah nilai-nilai su’udzan, yang ada adalah husnudzan. Makanya Arifin sambut luar biasa ustadz Muhammad Thalib,” jelas ustadz Arifin kepada arrahmah.com Ahad (4/8/2013).
Perihal desakan dari Majelis Mujahidin agar pihak Kementrian Agama menarik karya terjemahan Al Qurannya dari peredaran karena banyaknya kesalahan, ustadz Arifin menyetujuinya.
Dia memberi ilustrasi pabrik Ford pernah menarik 30 ribu mobil tipe tertentu dari pasaran karena ada masalah pada rem dari mobil yang ditarik tersebut. Itu mereka lakukan dan tidak malu.
Ustadz Arifin menyebut apalagi terjemah Al Quran ini sudah beredar luas dan kesalahannya banyak, maka minimal mengakui kesalahan itu dan memperbaikinya. “Jangan tidak dilayani, jangan dibiarkan, tanggung jawabnya besar di hadapan Allah,” katanya.
Ustadz Arifin mensupport Al Quran Tarjamah Tafsiriyah karena cinta Islam dan negeri ini. Dengan adanya revisi ini merupakan sengatan bagi umat Islam. Dia menghimbau kepada pemerintah, Kemenag dalam hal ini untuk bisa berbesar hati akan masukan dari Majelis Mujahidin malalui QTT.
“Mudah-mudahan ayah-ayah, kakak-kakak yang ada di Kementrian Agama di bulan Ramadhan ini kita sama-sama muhasabah diri menerima Al Quran koreksi dari ayahanda ustadz Muhammad Thalib,” harap ustadz Arifin Ilham.
Untuk mendapatkan Al Qur’an Tarjamah Tafsiriyah, klik disini
(azmuttaqin/arrahmah.com)