SAN’A (Arrahmah.com) – Yaman telah memerintahkan dua wartawan statsiun televisi Al-Jazeera untuk meninggalkan negara tersebut. Otoritas Yaman mengklaim bahwa wartawan ini ilegal dan bertindak tidak profesional, kantor berita Saba melaporkan pada Sabtu (19/3/2011).
Pejabat kementrian informasi Yaman mengatakan bahwa Ahmed Zidan dan Abdulhaq Saddah telah “memprovokasi orang-orang Yaman” dengan liputan berita mereka.
Laporan itu tidak memberikan keterangan yang cukup jelas mengenai tuduhan otoritas Yaman terhadap kedua pria sehingga mereka harus memperoleh pengusiran.
Berita itu muncul sehari setelah beberapa penembak jitu yang dikirim pemerintah menewaskan 52 demonstran anti-rezim di San’a dalam gelombang protes terbaru yang telah menewaskan sedikitnya 70 orang sejak aksi tersebut meletus pada Januari.
Dalam kekerasan hari Jumat lalu, wartawan foto asal Yaman, Jamal al-Sharaabi, yang bekerja untuk mingguan independen Al-Masdar, ditembak mati oleh pasukan keamanan Yaman, kelompok hak asasi media melaporkan.
Saba melaporkan pada Rabu bahwa Yaman telah mengusir empat wartawan asing dengan tuduhan melanggar undang-undang setempat.
Badan pengawas media, Reporters Without Borders (RSF), telah mengidentifikasi bahwa mereka adalah dua warga Inggris – Oliver Holmes dan Portia Walker – dan dua orang Amerika – Haley Sweetland Edwards dan Yosua Maricich.
RSF juga mengatakan bahwa wartawan AS lain, Patrick Symmes, dan fotografer Italia, Marco Di Lauro, dideportasi pekan lalu. (althaf/arrahmah.com)