KAIRO (Arrahmah.com) – Pemerintahan wilayah Kairo Selatan mengajukan Mursyid ‘Aam (Pemimpn Umum) Ikhwanul Muslimin Mesir, dua orang wakilnya dan tiga pemimpin lainnya ke Pengadilan Pidana atas tuduhan memprovokasi pembunuhan terhadap para demonstran di depan Maktab Irsyad (Kantor Pimpinan) IM Mesir di Mukattam, Kairo, laporan TV Al-Jazeera pada Rabu (31/7/2013).
Pemerintahan wilayah Kairo Selatan telah mengajukan Mursyid ‘Aam Ikhwanul Muslimin Mesir, Muhammad Badei’, dua orang wakilnya Khairat Shatir dan Rashad Bayumi, serta tiga pemimpin IM lainnya ke Pengadilan Pidana atas tuduhan memprovokasi pembunuhan terhadap para demonstran di depan Maktab Irsyad (Kantor Pimpinan) IM Mesir di Mukattam, Kairo.
Junta militer telah menangkap Khairat Shatir dan Rashad Bayumi dua hari setelah kudeta militer yang menggulingkan presiden terpilih Muhammad Mursi.
Junta militer telah mengeluarkan lebih dari sekali perintah menghadirkan Mursyid ‘Aam Muhammad Badei, namun sampai saat ini Badei belum tertangkap.
Junta militer juga telah memerintahkan tambahan masa penahanan terhadap mantan ketua Parlemen Mesir dan ketua Partai Kebebasan dan Keadilan, Muhammad Saad al-Kattatani dan mantan Mursyid ‘Aam Muhammad Mahdi ‘Akif untuk proses penyidikan lebih lanjut.
Sumber pada pengadilan Mesir mengungkapkan kepada TV Al-Jazeera bahwa Al-Kattatani dan ‘Akif sangat mungkin diajukan ke pengadilan pidana, sesuai hasil penyidikan kelak.
Junta militer juga memerintahkan untuk menangkap dan menghadirkan ke meja pengadilan mantan Mentri Pemuda Usamah Yasin, wakil ketua Partai Kebebasan dan Keadilan Isham al-Eryan, juru dakwah Syaikh Shafwat Hijazi, dan enam tokoh IM lainnya atas tuduhan memprovokasi pembunuhan terhadap para demonstran.
Para pemimpin IM yang ditangkap dan diajukan ke pengadilan menolak keras tuduhan junta militer tersebut. Mereka menyebutkan tuduhan tersebut sebagai “rekayasa politik”.
Junta militer Mesir telah menindak massa demonstran pendukung Mursi dengan kekerasan senjata selama beberapa hari terakhir. Situs berita Mesir Rassd melaporkan lebih dari 480 warga sipil muslim gugur dan 8000 lainnya cedera parah oleh kebrutalan tentara dan polisi Mesir saat menghadapi massa demonstran di lapangan Rabiah al-Adawiyah, Nahdhah, Port Said, Alexandria dan beberapa wilayah lainnya.
Junta militer mendapatkan dukungan luas dari Barat, Israel dan rezim-rezim Arab boneka Amerika. Meski telah membantai ratusan demonstran sipil tak berdosa, junta militer tetap menuduh para pemimpin IM Mesir bersalah karena memprovokasi pembunuhan terhadap para demonstran anti Mursi. Junta militer dukungan Barat leluasa merekayasa politik untuk mengeliminasi kekuatan sipil Islamis Mesir yang tak didukung kekuatan senjata. (muhibalmajdi/arrahmah.com)