SOLO (Arrahmah.com) – Berita menyedihkan datang dari kota Solo. Setelah berlarut-larut dalam debat Syiah tidaknya tokoh bernama KH. Mudzakir, kini mulai muncul terror dan ancaman fisik kepada pegiat Islam di kota batik itu. Adalah Ansori, juru kamera Rumah Produksi Mercusuar, menerima SMS terror terkait dengan kegiatannya meliput ceramah Mudzakir di sebuah masjid di Solo, awal Ramadhan lalu.
Dalam SMS-nya peneror yang tak menyebut nama mengisyaratkan terjadinya peristiwa konflik ala Sampang, bahkan Suriah, bila yang bersangkutan terus menyebarkan tayangan ceramah Mudzakir itu. Untuk mengetahui kejadian sebenarnya, kontributor arrahmah.com di Solo mewawancarai yang bersangkutan.
Apa yang sehari-hari Anda lakukan di Mercusuar, tempat Anda bekerja?
Mercusuar adalah sebuah rumah produksi (production house) yang ingin mengembangkan dakwah lewat multimedia. Kami mengumpulkan ceramah-ceramah daripada ustadz, mendokumenetasikannya dalam bentuk VCD dan mengedarkannya. Di Mercusuar saya bertugas sebagai juru kamera yang mengambil gambar secara live dari tabligh, ceramah atau seminar serta kegiatan dakwah Islam lainnya.
Termasuk ceramah KH. Mudzakir di Masjid Istiqlal, Solo 12 Juli 2013 lalu?
Ya. Seharisebelumnya saya mendapat SMS untukmenghadiri kajian yang bertema “Keunggulan Sunni atasSyiah,” sekaligus klarifikasi atas tuduhan Syiah yang selama ini dialamatkan kepadanya. Kami memutuskan untuk meliput karena menganggap hal ini penting untuk diketahui oleh umat. Apalagi di Solo sedang panas-panasnya isu tersebut. Harapannya, kami bisaberpartisipasi dalam meredam fitnah yang bagi sebagian aktivis cukup meresahkan. Oleh sebab itu, kami pun menyebarkan isi ceramah tersebut dengan meng-upload di internet.
Setelah itu Anda mendapat SMS ancaman. Bagaimana isinya?
“Kami harap Anda dan tim Anda tidak menyebarkan dan menuduh keji Syiah. Kami tak ingin kejadian di Suriah dan Sampang terjadi di Solo. Cukup sampai di Istiqlal saja Anda menyebarkannya.”
“Kami berharap Anda dan tim mempertimbangkan langkah selanjutnya bila ingin mengangkat kajian-kajian kami di Gumuk. Selama kalian tidak membuat kami tenang, kami juga akan berbuat sama seperti yang kalian lakukan terhadap kami.”
“Kedatangan tim Anda di Istiqlal menjadi bukti bahwa kalian mencari-cari bukti tentang kesyiah-an Gumuk. Itu menguatkan dugaan kami bahwa ada maksud untuk menjelek-jelekkan dan memfitnah Gumuk, dan Anda tidak akan berhasil. Camkan itu!”
Bagaimana Anda menanggapi SMS tersebut?
Terusterang saya bingung, kenapa dituduh menjelek-jelekkan mereka. Padahal saya datang juga atas undangan mereka via SMS. Setelah itu, kami pun mengupload materi ceramah apa adanya, tanpa kami komentari, tanpa kami edit kontennya. Anda bias cek di www.sendspace.com/file/cyytlq. Kami upload apa adanya tanpa komen atau tanggapan apapun. Meski bagi kami pribadi isi ceramah tersebut membingungkan karena jauh dari tema yang diumumkan, yaitu tentang keunggulan Sunni atas Syiah.
Peneror menyebut Solo akan di-“Sampang” kan atau di “Suriah” kan. Bagaimana pendapat Anda?
Justru itulah yang saya tidak habis pikir. Pertama, Mercusuar dituduh menjelek-jelekkan Gumuk. Di mana konten yang disebut menjelek-jelekkan tersebut? Kedua, dia menolak tuduhan bahwa Gumuk itu Syiah. Tetapi mengapa ancaman yang dicontohkan adalah Sampang dan Suriah? Anda tahu sendirikan, bahwa Sampang dan Suriah itu konflik antara Syiah versus Sunni?
Pendeknya, dia sendiri akan merencanakan benturan dua kelompok antara Sunni dan Syiah. Nah, berarti memang ada dong Syiah di Solo kalau begitu. Lalu kenapa selalu menolak dikatakan sebagai Syiah? Kalau yang dicontohkan itu, misalnya, kerusuhan Solo ala 98 (kerusuhan parah di Solo di penghujung OrdeBaru—red), masih wajarlah. Tetapi mengapa sampel yang ditunjukkan adalah konflik yang khas Syiah VS Sunni di Sampang dan Suriah? Berarti secara tidak langsung dia menganggap kami mewakili Sunni, akan diserang oleh dia dan kelompoknya yang mewakili Syiah…
SMS teror ini akan mempengaruhi kinerja Mercusuar?
Setiap dakwah akan menemui rintangan. Hanya bagaimana kita menghadapinya. Kalau apa yang kita lakukan itu benar, mengapa mesti takut? Sampai saat ini kami merasa tak ada kesalahan yang kami lakukan. Kami hanya penyedia konten, bukan ulama atau dai. Dan kami yakin bahwa penyediaan konten dakwah telah kami lakukan secara profesional. Sekali lagi, dalam konten ceramah KH. Mudzakir tersebut, kami unggah apa adanya. Toh kalau ada penyimpangan ummat sendiri yang akan menilainya.
Pesan Anda kepada pembaca?
Kepada yang mengirim SMS teror, ketahuilah ancaman Anda salah alamat. Namun kami telah memaafkan Anda. Kami tidak ingin menodai kesucian Ramadhan dengan memperpanjang konflik, apalagi kami merasa tidak terlibat di dalamnya.
Kepada kaum Muslimin, khususnya di Solo yang sedang dilanda isu Gumuk itu Syiah atau bukan, mari kembalikan perselisihan kita kepada Allah danRasul-Nya. Mintalah petunjuk para alim ulama untuk mengatasi kemelut yang terjadi di sekitar kita ini.
(azmuttaqin/amrullah/arrahmah.com)