WAZIRISTAN UTARA (Arrahmah.com) – Pemimpin suku di wilayah Waziristan Utara, Pakistan, telah bersumpah untuk melakukan pembalasan dendam terhadap Amerika Serikat setelah pesawat predator tanpa awak AS menewaskan lebih dari 40 orang di dekat perbatasan Afghanistan, lansir BBC pada Jumat (18/3/2011).
“Kami adalah orang-orang yang menunggu 100 tahun untuk membalas dendam. Kami tidak pernah mengampuni musuh,” kata para tetua suku dalam sebuah pernyataan.
Serangan hari Kamis (17/3) telah mengakibatkan kemarahan bagi warga Pakistan. Sebagian besar yang tewas dalam insiden tersebut adalah tetua suku dan polisi yang sedang menghadiri pertemuan terbuka.
Sementara itu, para pengamat mengatakan kemarahan atas serangan ‘tidak sengaja’ pesawat AS itu dapat membuat pemerintah Pakistan mengulur-ulur serangan terhadap Taliban di Waziristan.
Militer Pakistan sejauh ini menolak tekanan AS untuk menyerang.
BBC melaporkan bahwa korban pada insiden Kamis itu juga akan menambah tekanan Islamabad pada AS untuk mengatur kembali skala serangan pesawat tak berawak yang secara teratur menargetkan Waziristan.
Waziristan selalu disinyalir sebagai daerah persembunyian al-Qaeda dan Taliban, serta pusat pengendalian serangan ‘militan’ terhadap pasukan salibis pimpinan Amerika di Afghanistan.
Tapi serangan brutal itu benar-benar telah membuat marah rakyat Pakistan serta semakin membuat AS benar-benar tidak populer di mata rakyat Pakistan. Ditambah lagi, baru-baru ini pengadilan Pakistan membebaskan kontraktor CIA, Raymond Davis, pembunuh dua warga di Lahore.
“Dunia harus mencoba dan mencari tahu berapa banyak orang yang tewas dalam serangan pesawat tanpa awak yang merupakan anggota al-Qaeda,” para tetua suku di Waziristan Utara mengatakan dalam pernyataan di Miranshah.
“Target serangan AS hanya jirga yang sedang dilaksanakan oleh dewan adat setempat, di mana para tua-tua terkemuka dari Datta Khel, dan masyarakat umum berkumpul untuk berpartisipasi dalam rangka menyelesaikan sengketa.”
“Bahkan Amerika tidak peduli terhadap itu semua.”
“Hari ini kami menyatakan bahwa kami telah menerbitkan izin bagi orang-orang kami untuk melakukan serangan balas dendam melawan Amerika. InsyaAllah, kami akan membalaskan dengan kematian saudara kami.” (althaf/arrahmah.com)