JAKARTA (Arrahmah.com) – Pembatasan BBM yang akan segera diberlakukan oleh pemerintah tampaknya mulai menuai kecaman, di antaranya datang dari massa Hizbut Tahrir Indonesia yang menggelar aksi demo guna menolak kebijakan pembatasan BBM itu.
“Tolak Liberalisasi Migas karena Pembatasan BBM sama dengan kenaikan harga BBM,” kata Arim Nasim, ketua dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hizbut Tahrir Indonesia dalam orasinya di depan Istana Negara Jakarta, Jumat (18/3/2011).
Ia mengungkapkan bahwa pembatasan BBM dikatakan pemerintah bisa menghemat anggaran sebesar Rp3.8 trilyun, tetapi pada tahun 2010 ternyata ada sisa anggaran subsidi sebesar Rp70 Trilyun.
Pembatasan subsidi, katanya, diperuntukkan hanya untuk orang kaya dan subsidi itu diarahkan bukan untuk pendidikan. “Dan yang menghabiskan anggaran negara bukanlah subsidi melainkan utang luar negeri. Jadi alasan pembatasan BBM sesungguhnya untuk kepentingan asing,” Ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa dampak liberalisasi minyak dan gas anara lain mengakibatkan kekayaan negara hanya dinikmati pihak asing sedangkan pemerintah telah membebani lebih banyak rakyat lewat pajak, dan pemerintah gunakan utang untuk mengelola negara.
Massa Hizbut Tahrir yang berjumlah lima ratusan orang dan di dominasi kaum perempuan itu melakukan jalan kaki dari Masjid Istiqlal menuju ke Istana Negara untuk melakukan aksinya usai salat Jumat dengan mengusung spanduk bertuliskan “Pembatasan BBM = Kenaikan harga BBM”. (ant/arrahmah.com)