WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat memperingatkan negara-negara Eropa pada hari Jumat (11/3/2011) agar tidak melakukan penarikan pasukan dari Afghanistan yang bisa mengancam kemajuan yang sudah dibuat AS dan pasukan asing di negara yang dilanda perang tersebut.
“Terus terang, terlalu banyak yang berbicara tentang meninggalkan Afghanistan namun mereka tidak bicara tentang bagaimana melakukan tugas dengan benar,” kata Menteri Pertahanan AS, Robert Gates, pertemuan tingkat menteri.
Menteri pertahanan dari hampir 50 negara yang menginvestasikan pasukan di Afghanistan bertemu di Brussels untuk mendukung rencana pergeseran kepemimpinan keamanan dari pasukan asing pada polisi dan tentara Afghanistan. Pergeseran ini dinilai sebagai langkah kunci dalam rencana Barat untuk menurunkan peran militer mereka di Afghanistan.
Amerika Serikat, kekuatan asing yang dominan di Afghanistan dengan hampir 100.000 tentara, sedang mempersiapkan untuk mulai menarik beberapa pasukan tahun ini.
“Izinkan saya menjelaskan: penarikan pasukan secara drastis yang tidak terkoordinasi akan menimbulkan resiko bagi kemajuan yang sudah dibuat untuk saat ini,” kata Gates. “Pertimbangan mengenai penarikan pasukan harus didorong oleh kondisi keamanan … bukan dengan perhitungan matematis yang dibentuk oleh pertimbangan politik.”
Sementara komandan perang AS mengklaim mereka telah melemahkan Taliban di Afghanistan selatan, Gates mengatakan ada kemungkinan bahwa pasukan asing harus “berjuang lebih keras dan lebih berat” pada tahun 2011.
Sementara itu, presiden AS Barack Obama ingin memenuhi janji untuk memulangkan beberapa dari 30.000 pasukan tambahan yang ia dikirim ke Afghanistan setelah perbaikan strategi di tahun 2009.
Gates, yang pekan ini mengunjungi bagian selatan Afghanistan, belum mengumumkan berapa banyak tentara yang akan ditarik mulai Juli mendatang, namun diperkirakan tidak akan banyak.
Gates mengatakan Amerika Serikat sedang ada dalam posisi yang benar untuk memulai penarikan secara bertahap, sebagai langkah pertama untuk mengakhiri perang panjang dan mahal, yang dinilai rakyat dan anggota parlemen AS sebagai penghamburan anggaran.
Namun, Amerika Serikat tetap khawatir bahwa aliansi global di Afghanistan akan hancur dengan sendirinya (karena ketidakkonsistenan anggota NATO dalam menjalankan peperangan di negeri tersebut).
Meskipun banyak negara NATO berencana untuk menjaga misi pelatihan di Afghanistan selama beberapa waktu, krisis fiskal beberapa tahun terakhir dan kurangnya dukungan publik bagi perang telah menambah tekanan pada para pemimpin Eropa untuk merencanakan pasukan mereka keluar dari Afghanistan.
Jerman ingin memulai penarikan pasukan tahun ini jika kondisi memungkinkan. Menteri luar negeri Perancis menekankan untuk memulai penarikan awal tahun ini. Sementara Belanda sudah mengeluarkan pasukan tempurnya.
Inggris, dengan kekuatan pasukan kedua terbesar di Afghanistan, mengatakan ia ingin melihat pasukan tempurnya keluar di tahun 2015 dan berencana untuk mengurangi jumlah pasukan tahun ini jika kondisi memungkinkan. (althaf/arrahmah.com)