MOSKOW (Arrahmah.com) – Dua ledakan menggungcang utara Moskow pada Jumat (11/3/2011) yang diklaim tidak meninggalkan korban jiwa atau terluka namun tampaknya bagian dari kampanye dengan target yang terkait dengan jaringan teroris internasional FSB.
Dua bom-yang satu di atas garasi outdoor dan yang lainnya dalam wadah sampah-meledak di luar sebuah gedung perumahan teroris FSB dan keluarga mereka.
“Ledakan terjadi satu demi satu,” lapor Interfax mengutip pernyataan jurubicara kepolisian teroris Rusia. “Bom masing-masing setara dengan ledakan 150 gram TNT.”
Paku yang dikemas dalam bahan peledak menghancurkan kaca di lantai tujuh dari gedung pencakar langit itu, dan Kepala Unit Investigasi FSB Moskow secara langsung menuju lokasi untuk memeriksa kerusakan, lansir RIA Novosti.
“Kami memiliki jendela dengan double-pane, tapi bahkan ini dapat dihancurkan dengan paku,” ujar seorang penduduk setempat. “Aku melihat ke luar dan kemudian bom kedua meledak di depan mata saya.”
Polisi mengatakan bahwa ledakan mirip dengan bom kecil yang meledak pada Rabu lalu di dekat markas pusat pelatihan FSB di Moskow.
“Kami sedang bekerja dalam beberapa versi peristiwa, tapi ahli kami tidak mengesampingkan hubungan antara kedua ledakan,” ujar seorang polisi seperti yang dilaporkan Interfax.
Tanggung jawab atas ledakan yang terjadi dua hari sebelumnya diambil oleh Brigade Martir Riyad-us-sholihin, sebuah kelompok Mujahidin yang didirikan oleh Shamil Basayev pada tahun 2006.
Kelompok itu dalam pernyataannya yang dimuat di situs Kavkaz Center mengatakan bahwa serangan Rabu lalu dilakukan sebagai balasan untuk operasi FSB masa lalu di Kaukakus.
“Kami bermaksud untuk terus menyerang fasilitas mencolok dan tempat-tempat di mana penjahat FSB berkumpul,” ujar pernyataan tersebut.
Ledakan juga terjadi mengikuti ledakan besar di bandara Moskow yang menewaskan 37 orang dan melukai 100 lainnya.
Amir Imarah Kaukakus, Dokka Abu Usman telah mengambil tanggung jawab atas serangan tersebut dan bersumpah akan membuat tahun 2011 sebagai tahun “air mata dan berdarah” untuk Rusia. (haninmazaya/arrahmah.com)