KAIRO (Arrahmah.com) – Hampir 100 wanita telah menjadi korban serangan pelecehan seksual yang merajalela di Tahrir Square Kairo selama empat hari unjuk rasa penggulingan Presiden Mesir, Mohammad Mursi, menurut Human Rights Watch (HRW) pada Rabu (3/7/2013), seperti dilansir Maan.
“Sedikitnya 91 massa perempuan di Tahrir Square dilecehkan secara seksual dan dalam beberapa kasus bahkan diperkosa … di tengah situasi yang ‘kebal hukum’,” kata HRW yang berbasis di New York dalam sebuah pernyataan.
Mengutip data dari Operasi Anti-Pelecehan/Serangan Seksual Mesir, yang menjalankan sebuah hotline bagi korban kekerasan seksual, menunjukkan bahwa sedikitnya terdapat 46 serangan terhadap perempuan pada Ahad (30/6), 17 serangan pada Senin (1/7) dan 23 serangan pada Selasa (2/7).
Pengawas meminta para pejabat Mesir dan pemimpin politik “di seluruh spektrum untuk mengutuk dan segera mengambil langkah-langkah untuk mengatasi peningkatan kekerasan seksual yang mengerikan” di Tahrir Square.
“Serangan seksual yang merajalela selama berlangsungnya unjuk rasa di Tahrir Square menyorot kegagalan pemerintah dan semua partai politik dalam menghadapi kekerasan yang dialami perempuan setiap hari di ruang publik Mesir,” klaim Joe Stork, wakil direktur HRW Timur Tengah.
Tanggapan pemerintah untuk “mengurangi tingkat masalah atau untuk mencari penyelesaian hanya melalui reformasi legislatif saja,” sedangkan yang dibutuhkan adalah diseretnya pelaku tindak kejahatan ke pengadilan, menurut HRW.
Namun demikian, tidak sedikit yang berpendapat bahwa serangan-serangan tersebut dilakukan oleh para preman yang mengambil kesempatan dan menyalahgunakan kekosongan keamanan di mana mereka yakin terlepas dari penuntutan di tengah situasi yang “kebal hukum”. (banan/arrahmah.com)