LONDON (Arrahmah.com) – Di negara-negara di mana perselingkuhan menjadi hal yang wajar, tingkat satanisasi telah mencapai proporsi pandemi. Tujuan utama adalah untuk mendistorsi esensi dari sifat manusia.
Moral, etika dan bahkan peraturan kesehatan yang melindungi masyarakat telah berubah menjadi kebinatangan yang menghancurkan. Salah satu tujuan utama satanisasi adalah kehancuran keluarga, lansir Kavkaz Center.
Beberapa saat setelah media mengatakan kepada dunia bahwa pemerintah Inggris akan menghilangkan istilah seperti “ibu” dan “Ayah” serta “istri” dan “suami”, sebuah laporan baru keluar.
Pada musim gugur 2013, yang disebut “konsepsi trinitas” akan dilegalkan di Inggris, maka secara hukum diperbolehkan untuk mencampur gen dari tiga orang dalam inseminasi buatan.
Ilmuwan Inggris mengumumkan beberapa tahun yang lalu. Tapi Undang-undang pencampuran gen dari tiga orang yang berbeda untuk inseminasi buatan akan diadopsi musim gugur ini, ujar Otoritas Fertilisasi dan Embriologi Manusia Inggris (HFEA) mengatakan hanya selang sehari setelah sebuah pernyataan yang sama diterbitkan di website resmi mereka.
Menurut The Independent, penguasa Inggris memutuskan untuk memperluas konsep “keluarga non-tradisional”. Pengesahan Undang-undang yang sedang diselesaikan musim gugur ini, berarti izin untuk mengubah kode genetik manusia. “Anak yang dikandung oleh tiga ‘orang tua’ akan berisi informasi DNA dari tiga orang yang berbeda yang sebenarnya mirip dengan mengubah sifat manusia.”
Harus disebutkan dalam konteks ini bahwa Islam memperingatkan bahwa setan berusaha untuk mengubah dan merusak ciptaan Allah.
Bagaimanapun, teknologi maupun uji empiris berusaha memberikan dasar ilmiah untuk mempelajari efek mutasi pada faktor genetis. Metode “konsepsi tiga cara” menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan ahli genetika saat ini, mungkinkah embrio tersebut akan dikandung hingga akhir masanya?.
Para ilmuwan dan ahli Inggris yang mendukung metode ini bersembunyi di balik argumen tentang kesehatan manusia. Menurut mereka hal ini bisa “mengurangi resiko penyakit genetik yang diwariskan pada anak-anak” seperti hemofilia. (haninmazaya/arrahmah.com)