WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat menolak proposal yang diajukan oleh Pakistan untuk menukarkan kontraktor CIA yang menembak mati dua warga sipil di Lahore dengan Dr. Aafia Siddiqui yang ditahan, disiksa, dan dianiaya oleh AS karena tuduhan memiliki keterkaitan terhadap Al Qaeda, lansir Telegraph pada Kamis (3/3/2011).
Presiden Barack Obama telah meminta pembebasan Raymond Davis, tapi pemerintah Pakistan telah menegaskan masalah ini akan diputuskan oleh pengadilan. Kontan hal ini menimbulkan ketegangan antara Washington dan Islamabad.
Lantas, pemerintah Pakistan dilaporkan mencari jalan keluar dari dengan menawarkan pembebasan Davis dengan Dr. Aafia, seorang ahli syaraf yang saat ini menjalani suatu hukuman 86 tahun atas tuduhan percobaan pembunuhan seorang tentara Amerika di Afghanistan, menurut surat kabar Pakistan, Dawn.
Dr. Aafia telah mendekam di dalam tahanan Amerika di Ghazni pada tahun 2008 ketika ia diduga menyambar pistol milik prajurit AS dan mencoba untuk menembaknya. Tentara itu lolos tidak terluka tetapi justru Dr. Aafia yang terluka.
Tak lama setelah laporan itu dipublikasikan, pengadilah Lakhpat Kot di Lahore menolak klaim bahwa Davies memiliki kekebalan diplomatik dan mengatakan, sidang pembunuhan terus dilakukan.
Yusuf Raza Gilani, perdana menteri Pakistan, dan Presiden Asif Zardari telah menekan Amerika Serikat untuk memulangkan Dr. Aafia di tengah simpati yang luas untuknya di Pakistan.
Dr. Aafia ditahan secara ilegal oleh agen-agen intelijen Pakistan dan Amerika di Pakistan. Ia harus mengalami penahanan di sejumlah penjara-penjara rahasia di Afghanistan sebelum peristiwa penembakan tersebut. Amerika Serikat terus menuduhnya sebagai seorang fasilitator Al Qaeda terkait dengan perkawinan Khalid Sheikh Mohammed, yang diduga think tank di balik peristiwa 11 September.
Menurut Dawn, sejumlah pejabat Amerika tetap mengatakan kepada rekan-rekannya di Pakistan bahwa ide penukaran itu tidak bisa diterima. (althaf/arrahmah.com)