TEL AVIV (Arrahmah.com) – Pihak pemerintah Israel kembali memberikan peraturan tegas terhadap seluruh tentara mereka terkait layanan jejaring sosial.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko pembajakan atau kebocoran informasi yang dapat merugikan militer Israel, Departemen Teknologi Informasi Pasukan Israel membuat kebijakan melarang tentaranya mengakses jejaring sosial terutama Facebook.
Pihak militer Israel menyatakan bahwa langkah ini diambil sebagai rencana baru yang diumumkan pasukan Israel supaya informasi keamanan tidak mengalami kebocoran.
Hal ini dilakukan karena pada tahun lalu tentara Israel membocorkan rencana serangan pasukan Israel ke Tepi Barat lewat situs jejaring sosial Facebook.
Pasukan Israel itu sedianya akan menggerebek satu wilayah di Tepi Barat. Mereka hendak mencokok militan Palestina yang sedang merencanakan serangan terhadap Israel. Tapi lantaran sang anak buah membeberkannya di Facebook, rencana itu pun dibatalkan.
Prajurit yang tak disebutkan namanya itu tak cuma menginformasikan akan digelarnya operasi militer, tapi juga menyebutkan lokasi dan waktu serangan yang direncanakan Rabu kemarin. Teman-teman sang tentaralah yang kemudian mengadukan kepada petinggi militer Israel.
Prajurit itu lalu disidang oleh Mahkamah Militer dan dijatuhi hukuman 10 hari penjara. Ia juga dipindahkan ke batalion lain yang sama sekali tak diberi fasilitas komputer atau laptop.
“Membocorkan informasi rahasia ke situs jejaring sosial atau situs web lain merupakan tindakan berbahaya dan membahayakan pasukan secara keseluruhan,” kata salah seorang juru bicara militer Israel.
Seperti diberitakan Surat kabar Israel Yediot Aharonot, Rabu (2/3/2011), aturan baru tersebut agak menyiksa mereka yang sudah terlanjur kecanduan.
Sebelumnya tentara Israel bebas mengakses berbagai situs lewat komputer milik tentara. Namun diputuskan melarang mengunjungi berbagai situs dengan alasan keamanan.
Untuk mengamankan program ini, aparat keamanan internal Israel membentuk departemen baru pada bagian intelijen untuk mengawasi peristiwa bocornya informasi keamanan oleh pihak tentara dan perwira ke jaringan sosial dan menyebar ke dunia maya.(SM/arrahmah.com)