LONDON (Arrahmah.com) – Uni Eropa dan Indonesia perlu saling menemukan kembali hubungan diantara keduanya dengan memaksimalkan peluang kerjasama yang ada guna mencapai kesejahteraan bersama.
Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Prasetiya Mulya Business School, Prof. Dr. Djisman S. Simandjuntak dalam diskusi bertema “Putting Indonesia on Your Strategic Map : Investment Opportunities in the Southeast Asia’s Most Promising Star Performer” yang diadakan KBRI Brussel, baru baru ini.
Diskusi diadakan KBRI Brusel bekerjasama dengan European Institute for Asian Studies (EIAS), salah satu think tank terkemuka di Belgia, demikian sekretaris Tiga KBRI brusel Royhan N. Wahab dalam keterangan persnya yang diterima Antara London, Kamis (3/3/2011).
Prof. Dr. Djisman S. Simandjuntak mengatakan Indonesia berhasil menjelma menjadi kekuatan ekonomi yang diperhitungkan, baik di tingkat regional maupun internasional.
Dalam konteks ini, negara-negara kawasan Asia Timur lebih cepat menangkap peluang yang disajikan oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut, sementara negara-negara kawasan Eropa justru tertinggal di belakang mereka.
Sebagai ilustrasi, Cina telah menjadi mitra dagang dan investasi yang besar bagi Indonesia, seperti juga Korea Selatan dan Jepang.
Tren ini akan semakin meningkat, didorong oleh perjanjian kemitraan ekonomi Indonesia-Jepang, persetujuan kerangka kerja sama ekonomi menyeluruh antara negara-negara anggota ASEAN dengan Korea Selatan.
Selain adanya persetujuan kerangka kerja sama ekonomi menyeluruh antara negara-negara anggota ASEAN dengan Cina, serta beberapa persetujuan sejenis yang masih dalam proses kajian seperti Indonesia-Australia, Indonesia-Selandia Baru dan ASEAN-India.
Amerika Serikat (AS) dan Rusia telah menunjukkan minat untuk bergabung dalam skema kerjasama dimaksud.
Prof. Dr. Simandjuntak menutup diskusi dengan menyampaikan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan dapat bersaing sejajar dengan China dan India.
Dengan demikian, tantangan bagi Uni Eropa saat ini adalah bagaimana agar Uni Eropa tidak terus tertinggal di belakang negara-negara kawasan lain dalam memanfaatkan peluang kerjasama ekonomi yang tercipta oleh meningkatnya performa Indonesia dalam bidang ekonomi tersebut.
Prof. Dr. Djisman S. Simandjuntak menyerukan bahwa saat ini sudah waktunya kerjasama Indonesia-Uni Eropa dinaikkan ke tingkat yang lebih tinggi.
Seruan agar Uni Eropa meningkatkan kerjasama ekonomi dengan Indonesia, terutama di bidang perdagangan, ditekankan kembali Dubes Arif Havas Oegroseno dalam pertemuannya dengan EU Commissioner for Trade Karel De Gucht baru baru ini.
Dalam pertemuan Commissioner De Gucht menyampaikan Uni Eropa memandang penting Indonesia dan kawasan Asia Tenggara, serta memiliki pandangan yang sama peluang kerjasama ekonomi antara Uni Eropa dan Indonesia harus dimanfaatkan secara optimal kedua belah pihak.
Commissioner De Gucht berencana akan berkunjung ke Jakarta pada awal Mei mendatang sebagai bagian dari upaya Uni Eropa untuk semakin memperkokoh hubungan bilateral Uni Eropa dengan Indonesia. (ant/arrahmah.com)