JAKARTA (Arrahmah.com) – Besok, Selasa (01/3/2011) revolusi untuk membubarkan Ahmadiyah dimulai. Seluruh umat Islam diserukan untuk hadir dengan pakaian putih-putih dan bawa bekal menginap. Aksi longmarch akan digelar mulai pukul 13.00 WIB di Bunderan HI menuju Istana Negara. Jika Ahmadiyah tidak dibubarkan, maka massa akan menginap sampai tuntutan mereka dipenuhi. Bubarkan Ahmadiyah awal revolusi?
5 Ribu Orang Akan Turun Aksi
Ahmadiyah harus dibubarkan karena menodai Islam dan mengakui kenabian Mirza Ghulam Ahmad. Nabi palsu ini mengaku dirinya nabi dan imam mahdi yang lebih mulia daripada Allah.
Jika Ahmadiyah tidak dibubarkan, maka massa yang melakukan apel siaga pada hari Selasa (01/3/2011) akan menginap di depan Istana Merdeka untuk mendesak pembubaran Ahmadiyah.
“Ya, kita akan menginap. Tapi nanti kita lihat situasinya,” kata Humas FUI Bernard Abdul Jabbar, Senin (28/2/2011).
“Tuntutan kita hanya satu, Ahmadiyah bubar. Nggak ada tuntutan lainnya. Jumlah massa yang turun sekitar 5 ribu orang. Kita akan turun ke lapangan besok,” ujarnya.
Kenapa Ahmadiyah Harus Dibubarkan?
Selain itu, menjelang Apel Siaga Umat Islam untuk Pembubaran Ahmadiyah, Forum Umat Islam (FUI) mengeluarkan maklumat “Kenapa Ahmadiyah harus dibubarkan?” Dalam maklumat terbuka akhir Rabiul Awwal 1432H itu dibeberkan beberapa alasan krusial mengapa umat Islam menuntut pembubaran Ahmadiyah.
Dalam maklumatnya, FUI menyatakan bahwa kasus-kasus bentrokan jemaat Ahmadiyah dengan umat Islam yang marak belakangan ini terjadi karena Ahmadiyah dibiarkan menyebarkan kebohongan kepada umat Islam, yakni tentang kenabian Mirza Ghulam. Contoh yang masih hangat adalah bentrokan Ahmadiyah di Kuningan, Bogor, dan Cikeusik-Pandeglang. Dalam kasus-kasus tersebut, pemerintah melakukan pembiaran bahkan melindungi kelompok Ahmadiyah dalam menyebarkan ajaran palsunya. Pembiaran dan agresivitas misi Ahmadiyah inilah yang selama ini menyebabkan terjadinya bentrokan antara kelompok pengikut agama palsu Ahmadiyah dengan umat Islam yang marah akibat agamanya yang asli telah dipalsukan oleh kelompok agama palsu.
Bila tidak mau membubarkan Ahmadiyah, menurut FUI, berarti Presiden SBY tidak melaksanakan tugas dan melanggar sumpah jabatan, sehingga layak untuk dimakzulkan.
“Bila presiden tetap enggan membubarkan Ahmadiyah, berarti dia akan berhadapan dengan Allah dan Rasul-Nya, dan juga berarti dia tak melaksanakan UU No1/PNPS/1965. Artinya, Presiden SBY telah melanggar sumpah jabatannya yang membuatnya layak dimakzulkan!” pungkas FUI.
Bubarkan Ahmadiyah Menjadi Awal Revolusi ?
Akankah terjadi revolusi di Indonesia jika Ahmadiyah tidak jadi dibubarkan? Direktur An Nashr Institute, Munarman, meyakini bahwa kasus Ahmadiyah bisa menjadi faktor pendorong terjadinya revolusi di Indonesia.
“Faktor akidah ini akan menjadi magnitude terjadinya revolusi”, ujar beliau dalam acara diskusi Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan (PKSK) Ke-61 di Jakarta, Kamis (24/2/2011).
Hal senada disampaikan oleh Sekjen FUI, Al Khaththath pada kesempatan yang sama.
“Jika Ahmadiyah tidak dibubarkan, maka pada awal bulan Maret, umat Islam akan memulai proses revolusinya.”
Pernyataan Munarman tersebut membantah pernyataan yang dilontarkan Anggota Fraksi Demokrat Ramadhan Pohan. Menurut Pohan, revolusi di Mesir tidak akan sampai ke Indonesia. Justru sebaliknya, revolusi (baca: reformasi) Indonesialah yang telah sampai Mesir.
Sementara itu, dari balik jeruji besi, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir mendesak pemerintah agar bersikap tegas membubarkan Jemaat Ahmadiyah, karena Ahmadiyah lebih berbahaya daripada PKI.
“Ahmadiyah harus dibubarkan. Kalau pemerintah tidak sanggup membubarkan Ahmadiyah, pemerintah saja yang harus bubar,” ujar Ba’asyir dari balik terali besi saat menunggu persidangan di sel Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (24/2/2011).
Kini, umat Islam akan menyaksikan dan melihat sendiri apakah Ahmadiyah yang akan dibubarkan oleh pemerintah atau pemerintahan yang akan dibubarkan oleh umat ? Wallahu’alam bis showab!
(M Fachry/arrahmah.com)