JAKARTA (Arrahmah.com) – Ulama Rohingya dalam silaturrahim ke Forum Umat Islam (FUI) di Petamburan Jakarta Pusat Rabu (19/6/2013) mengungkapkan tentang sikap muslim dimanapun berada terhadap krisis di Rohingya adalah jihad fi sabilillah. “Tidak boleh diplomasi apa-apa, kita orang Islam wajib perang. Kami mujahidin Rohingya ini berharap kepada saudara-saudara muslim Indonesia, ada yang bisa membantu personel mujahidin, senjata, keuangan dan tim medis.”
Dia sudah mengatakan tentang hal ini di berbagai media masa internasional seperti di stasiun TV Aljazeera, dan juga di siarkan di youtube.
Kunjungan ulama Rohingya ini didampingi oleh panglima mujahidin Rohingya, yakni Abu Shafiyah. Keduanya berasal dari unsur Rohingya Solidarity Organisation (RSO). Mereka bersilaturahim ke Indonesia untuk bertukar informasi tentang jihad dan menerima sumbangan langsung dari muslim Indonesia.
Butuh instruktur bom
Lebih jauh Abu Shafiyah panglima laskar mujahidin memfokuskan kebutuhan mujahidin Rohingya ialah instruktur bom, orang yang ahli untuk melatih mujahidin merakit bom. Ini dibutuhkan untuk serangan gerilya menghadapi junta militer Myanmar dan orang kafir lainnya yang memerangi muslim di sana.
“Kami butuh mujahidin dari Indonesia untuk melatih dan memberikan pembekalan kepada para mujahidin di kamp pelatihan mereka di Rohingya, khususnya pembuat bom.” Ujar Abu Shafiyah dihadapan hadirin.
Dia juga memaparkan bahwa “Saat ini mujahidin yang sedang i’dad , latihan milititer untuk jihad fi sabilillah ada 300 orang.” Ujarnya.
Kedua tamu mujahidin Rohingya ini memaparkan program jihad dihadapan tokoh-tokoh Forum Umat Islam (FUI), yakni Habib Rizieq Syihab (FPI), ustadz Abu Muhammad Jibriel (MM), Ustadz Muhammad Al-Khaththath (FUI) dan ustadz Bernard Abdul Jabbar (KAMRA).
(azmuttaqin/arrahmah.com)