SIDON (Arrahmah.com) – Dua orang dilaporkan tewas dalam bentrokan bersenjata antara kelompok pendukung “Hizbullah” dengan pengikut seorang ulama Sunni di Libanon selatan, ujar media setempat.
Pertempuran pecah di pemukiman Abra, kota pelabuhan Sidon pada Selasa (18/6/2013), sementara itu tentara memotong jalan utama yang menuju Abra dalam upaya untuk mengendalikan pertempuran di sana, ujar kantor berita negara NNA seperti dilansir Al Jazeera.
Ulama Sunni Lobanon telah menyeru pengikutnya untuk berjuang bersama pihak oposisi Suriah, sementara “Hizbullah” telah memberikan dukungan yang tegas kepada rezim brutal Assad.
Senapan otomatis dan RPG digunakan selama pertempuran di Sidon. Ini merupakan bentrokan terakhir yang terjadi antara faksi-faksi yang saling bertentangan dan terkait dengan perang di negara tetangga, Suriah.
Apartemen “Hizbullah”
Seorang ulama Sunni, Syeikh Ahmad al-Assir yang pengikutnya terlibat dalam bentrokan di Sidon, telah mengkritik keras “Hizbullah” dan mengancam akan membersihkan apartemen yang diduduki oleh kelompok Syiah tersebut di kota yang sebagian besar Muslim.
Syeikh al-Assir berulangkali mengatakan bahwa terdapat apartemen “Hizbullah” di daerah tersebut yang berlokasi di dekat Masjid.
“Menyusul bentrokan hari ini (18/6), dia mengatakan kepada salah satu saluran lokal bahwa ia memberikan tenggat waktu sampai hari Senin kepada penyewa untuk keluar,” ujar reporter Al Jazeera yang melaporkan dari Beirut.
Media setempat melaporkan bahwa kelompok bersenjata pengikut Syeikh al-Assir telah memerangi Brigade Perlawanan lokal yang mendukung milisi bayaran “Hizbullah”.
Ketegangan telah terjadi di Sidon sejak Senin lalu, ketika pengikut Syeikh al-Assir dilecehkan secara lisan oleh tentara saat mereka hendak pergi ke Masjid untuk melaksanakan sholat berjamaah.
Bentrokan meletus pada Selasa setelah beberapa orang menyerang mobil Amjad al-Assir, adik Syeikh al-Assir, dengan melempari mobil dan memecahkan kaca mobil.
Tentara Libanon mengeluarkan ultimatum yang menyerukan kepada semua kelompok bersenjata di daerah itu untuk tidak turun ke jalan, karena mereka akan menembaki setiap orang bersenjata yang mereka lihat. (haninmazaya/arrahmah.com)