JAKARTA (Arrahmah.com) – Adanya pengaburan berita-berita di Indonesia tentang konflik Suriah itu menunjukkan gejala bermainnnya tangan-tangan syiah di negeri ini. Hal ini jelas itu dijelaskan oleh Angga Dimas Persada kepada arrahmah.com di Jakarta Senin (17/6/2013). “Itu berarti ada tangan-tangan syiah di balik layar, walaupun orang-orang yang melakukan pengaburan ini tidak mengaku dirinya sebagai syi’ah.”
Lebih jauh aktifis Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) ini menguraikan “Jelas ini ada tangan-tangan syiah di belakangnya, mereka punya kepentingan. Mereka takut konflik Suriah ini membuka kedok mereka. Kedok-kedok orang yang bertopeng ahlussunah akhirnya terbuka dengan adanya konflik Suriah.” Terangnya dengan lantang.
Paradigma pengaburan ini sudah biasa dilakukan oleh syiah khususnya dalam kondisi minoritas dan terdesak. Membuat opini publik dengan tulisan di media masa mengenai Suriah dari perspektif taqiyahnya orang syiah. Jelas ini pengaburan berita dan berbahaya dalam kontek membangun aqidah muslim Indonesia.
Konflik Suriah sangat berpengaruh terhadap muslim Indonesia, meski letak geografis yang jauh. Ini lantaran konflik Suriah berbasis aqidah, “Akar di suriah adalah akar aqidah. Sejak awal keberangkatan saya ke Suriah, saya diwawancarai salah satu stasiun televisi swasta saya bilang bahwa ini (konflik Suriah) adalah konflik ideologi,” tegasnya.
Angga juga tidak ingin menyebut konflik Suriah dengan sebutan suni-syiah, tetapi Islam-syiah atau muslim-syiah. Ketika disebut konflik suni-syiah maka terkesan konflik sekte, padahal tidak demikian adanya. Karena para ulama telah menghukumi syiah kafir aqidahnya.
Akhirnya Angga mengajak mereka yang beropini miring tentang mujahidin Suriah untuk membuka mata dan jujur, “Mari jujur dengan fakta dan data, bukan analisa yang sedikit disusupi dengan khayalan.” Pungkasnya.
(azmuttaqin /arrahmah.com)