TRIPOLI (Arrahmah.com) – Dalam pidatonya di salah satu stasiun televisi, pemimpin diktator Libya menyalahkan para pemuda di negeri tersebut telah terinspirasi oleh peristiwa regional untuk pemberontakan dan bersumpah akan mati “syahid”.
Muammar Gaddafi, pemimpin Libya, telah bersumpah untuk berperang dan mati dalam keadaan “syahid”, menyerukan para pendukungnya untuk mengambil kembali jalan-jalan dari para pendemo yang menuntut pengunduran dirinya, dia berteriak dan memukul-mukul podium dalam pidato kemarahannya di televisi negara.
Gaddafi mengenakan jubah coklat dan sorban, berbicara pada Selasa (22/2/2011) di atas podium yang didirikan di pintu masuk sebuah gedung yang telah di bombardir yang tampaknya merupakan milik Tripolis saat dihantam serangan udara oleh Amerika Serikat pada 1980-an dan tidak diperbaiki sebagai monumen penantangan.
“Saya seorang pejuang, seorang revolusioner dari tenda…..saya akan mati sebagai ‘syuhada’ di akhir,” ujarnya percaya diri.
“Muammar Gaddafi adalah pemimpin revolusi, saya bukan presiden untuk mundur..Ini adalah negara saya. Muammar bukan seorang presiden yang akan meninggalkan pos nya.”
“Saya belum memerintahkan penggunaan kekuatan, belum memerintahkan satu peluru untuk ditembakkan….ketika saya melakukannya, semuanya akan terbakar,” klaimnya.
Ia menyeru para pendukungnya untuk turun ke jalan untuk menyerang pengunjuk rasa. “Kalian, lelaki dan perempuan yang mencintai Gaddafi….keluar dari rumah kalian dan turun ke jalan,” ujarnya. “Tinggalkan rumah Anda dan serang mereka di sarang mereka….mulai besok, cordon akan dicabut, keluar dan lawan mereka!”
Gaddafi mengatakan “protes damai adalah satu hal, tapi pemberontakan bersenjata adalah hal yang lain.”
“Dari malam ini hingga besok, semua pemuda harus membentuk komite lokal untuk keamanan,” ujarnya, memberitahu mereka untuk memakai gelang hijau untuk mengidentifikasi diri. “Orang-orang Libya dan revolusi akan mengendalikan Libya.”
Pidato yang tampaknya telah direkam sebelumnya, telah ditayangkan pada layar besar untuk ratusan pendukung Gaddafi yang berkumpul di pusat Green Square Tripoli.
Pada saat kamera menyorot keluar untuk menunjukkan sebuah tugu berwarna emas menjulang di depan gedung, menunjukkan kepalan tangan menghancurkan sebuah jet tempur dengan bendera Amerika di atasnya, sebuah pemandangan yang juga memberikan gambar aneh, Gaddafi berbicara sendiri di belakang podium bobrok di lobi gedung tanpa penontot di depannya.
Berteriak dalam pidato yang bertele-tele, Gaddafi menyatakan dirinya “seorang prajurit” dan menyatakan “Libya ingin kemuliaan, Libya ingin berada di puncak, di puncak dunia”.
Di antara poin lainnya dalam pidato Gaddafi :
Ia meminta orang-orang untuk menangkap apa yang ia sebut pemuda yang dibius dan membawanya ke pengadilan.
Ia meminta orang-orang untuk “bersihkan Libya dari rumah ke rumah” kecuali demonstran menyerah.
Dia memperingatkan ketidakstabilan di Libya “akan memberikan basis untuk Al Qaeda”.
Ia menawarkan sebuah konstitusi baru dimulai pada Rabu, tapi ini akan datang dengan dialog,bukan kolaborasi dengan musuh.
Dia menyalahkan pemberontakan pada Islamis yang ingin menciptakan Afghanistan lainnya dan memperingatkan bahwa mereka di Bayda dan Derna telah mendirikan Imarah Islam yang akan mencapai Benghazi.
Dia mengatakan bahwa pemuda di negara itu dibius dan tidak tahu apa-apa, mereka mengikuti pemimpin Islam dan pemimpin mereka akan dihukum mati sesuai dengan hukum Libya.
Hanya beberapa menit setelah pidatonya, koresponden Al Jazeera di Kairo melaporkan bahwa Amr Moussa, pemimpin Liga Arab, telah memutuskan untuk menghentikan partisipasinya kepada delegasi Libya dalam pertemuan dewan dan semua institusinya. (haninmazaya/arrahmah.com)