LONDON (Arrahmah.com) – Seorang Muslim, yang mendukung pernyataan bahwa pembunuhan tentara Inggris Lee Rigby adalah sebuah “bentuk pukulan balik”, telah ditangkap polisi London dengan tuduhan penyebaran “publikasi terorisme”, lansir The Times.
Abu Muwahhid memposting komentar di Facebook beberapa hari setelah pembunuhan tentara Inggris yang terjadi di Woolwich tersebut. Dia hanya menyatakan bahwa [pembunuhan] itu adalah “hasil dari kejahatan pemerintah ini yang telah dilakukan di tempat lain”.
Seorang juru bicara polisi mengatakan, “Petugas dari komando kontra ‘terorisme’ menahan seorang pria berusia 30 tahun dari kediamannya di London Timur. Ia ditangkap di bawah PACE [Police and Criminal Evidence Act 1984] atas dugaan pelanggaran ‘terorisme'”.
Penangkapan ini terkait dengan penyelidikan Ibrahim Abdullah-Hassan, yang minggu lalu telah didakwa dengan tuduhan “pelanggaran terorisme”, lansir BBC pada Rabu (5/6/2013).
Abdullah-Hassan ditangkap di BBC setelah wawancaranya tentang salah seorang pria yang dituduh membunuh Lee Rigby.
Tuduhan terhadap Abdullah-Hassan itu tidak berhubungan langsung dengan pembunuhan Woolwich tersebut.
Sementara Abu Muwahhid ditangkap pada hari Rabu, kemudian dibawa ke kantor polisi di London timur, di mana kemudian dia dimasukkan ke dalam tahanan.
Petugas dari Komando Anti “Terorisme” Scotland Yard juga melakukan penelusuran terhadap rumah dan kendaraan.
Mereka mengklaim penangkapan itu sebagai bagian dari penyelidikan terhadap Abdullah-Hassan, yang juga dikenal sebagai Abu Nusaybah.
Abdullah-Hassan, yang juga berusia 30 tahun dan dari London timur, ditangkap pada 24 Mei setelah wawancara mengenai temannya yang menjadi “tersangka” pembunuhan Woolwich, Michael Adebolajo, pada program Newsnight BBC.
Dia kemudian membantah 3 tuduhan pelanggaran “terorisme” yang didakwakan padanya.
Dia dimasukkan ke dalam tahanan di Pengadilan Westminster Magistrates dan akan dihadirkan kembali di Old Bailey pada tanggal 28 Juni. (banan/arrahmah.com)