SURIAH (Arrahmah.com) – Selasa (4/6/2013), Tim Media FIPS (Forum Indonesia Peduli Syam) berkesempatan melakukan dialog dengan Katibah Ahrar Syam di kawasan Salma, jabal Akrod.
Ahrar Syam adalah salah satu gerakan Islam di Suriah dengan total sekitar 25.000 anggota. Ahrar Syam turut dengan tegas menginginkan tumbangnya rezim Syiah Nushairiyah yang selama ini telah membantai banyak umat Islam.
Dalam kaitan ini, Ketua Katibah Ahrar Syam untuk kawasan Jabal Akrod, Abu Abdurrahman, mengungkap hubungan Iran dan rezim Suriah bagai saudara kandung, seperti kakak-adik.
“Dari dulu mereka, Shafawiyah (Syiah Imamiyah di Iran, red) dengan Syiah Nushairiyah di Suriah adalah satu kesatuan, saling mendukung. Bahkan Shafawiyah Iran menganggap Suriah sebagai provinsi Iran,” ujarnya kepada Tim Media FIPS.
Sementara salah seorang ulama Maghribi (Maroko), Abu Marwa Al Abbasi Al Maghribi, yang juga hadir dalam pertemuan ini menegaskan pentingnya persatuan Mujahidin dalam Revolusi Rabbani di Suriah.
Karena itu, menurut Abu Marwa, setiap Anshar (warga asli Suriah) dan Muhajirin (warga luar Suriah yang turut berjihad di Suriah), masing-masing memiliki hak dan kewajiban.
“Setiap kami, baik Anshar maupun Muhajirin, mengetahui hak-hak dan kewajiban masing-masing. Dan, di antara Muhajirin dan Anshar itu tdak memempersoalkan siapapun yang akan menjadi pemimpin Suriah di masa akan datang, apakah dari Muhajirin atau Anshar,” tegasnya.
“Kalau ternyata menurut para ulama, Anshar lebih utama, tentu kami menerimanya. Tetapi dari pihak Muhajirin, tentunya mereka pun lebih mengutamakan pihak Anshar untuk menjadi pemimpin Suriah di masa mendatang,” katanya.
Tim Media FIPS
(salam-online/arrahmah.com)