JAKARTA (Arrahmah.com) – Penjara Nusa Kambangan tidak menghalangi usadz Abu Bakar Ba’asyir dalam mendakwahkan Al-Haq kepada siapapun. Alhamdulillah kabar beliau hafidzahullahu Ta’ala dalam keadaan sehat wal afiat, baik. Dakwah ustadz Ba’asyir saat ini banyak dilakukan dengan pena. Setelah menyurati kedubes Myanmar, sebagai kepedulian terhadap muslim Rohingya, menerbitkan buku Tadzkiroh, yang membuat penguasa negeri ini “gerah”, sekarang ustadz Abu mengomentari mengenai penghargaan “World Statesman Award” kepada SBY oleh ” The Appeal of Conscience Foundation (ACF).
Muslim sebagai mayoritas di negeri ini telah digadaikan oleh SBY, demi mengabdi kepada negeri-negeri kafir seperti Amerika Serikat, Inggeris, Australia. Ustadz Abu menulis, “Sebenarnya orang-orang kafir memberi jasa kehormatan kepada SBY bukan diukur jasa SBY kepada rakyat Indonesia, tapi diukur jasa SBY kepada orang-orang kafir AS, Inggris, Australia dan lain-lain. sebenarnya SBY sangat besar jasanya kepada mereka baik dibidang politik maupun ekonomi”.
Padahal muslim negeri ini menghendaki agar ajaran-ajaran sesat yang melabelkan diri pada Islam harus dibubarkan, dan tidak boleh mengganggu ketentraman dan kedamaian umat Islam. Namun yang terjadi sebaliknya,
“Musuh-musuh Islam yang sangat merusak Islam seperti Syi’ah, Ahmadiyah, JIL dan lain-lain tidak dibubarkan oleh SBY karena demi memenuhi permintaan AS dan Inggris,” lanjut pernyataan yang diterima redaksi arrahmah.com Jum’at (31/5/2013).
Negara melakukan pembiaran terjadinya tirani minoritas terhadap muslim mayoritas. “Meskipun kaum muslimin menuntut dengan keras tapi pembubaran syi’ah dan ahmadiyah, tuntutan kaum muslimin diabaikan, demi memenuhi permintaan orang-orang kafir. Maka orang-orang kafir berterima kasih kepada SBY, lalu diberi penghargaan tersebut. Jadi latar belakang penghargaan orang kafir kepada SBY karena jasanya kepada mereka bukan kepada bangsa Indonesia.” demikian tulis ustadz dari balik penjara.
Intoleransi telah dipertontonkan oleh kelompok minoritas dihadapan kaum muslim mayoritas negeri ini. Kelompok kristen dan liberal kekeh memaksakan kehendaknya kepada pemerintah akan hal ini. Padahal mereka seharusnya berkaca, tunjukkan negeri mana di dunia ini – muslimnya mayoritas- yang lebih toleran dari Indonesia. Mayoritas muslim di negeri sudah banyak sabar, dan toleran tapi mereka di lapangan terus memprovokasi dan intoleransi.
(azmuttaqin/arrahmah.com)