LONDON (Arrahmah.com) – Walikota London, Inggris, Boris Johnson telah mengeluarkan seruan untuk memata-matai aktivitas masyarakat Muslim yang terlihat memperkenalkan pemisahan antara wanita dan laki-laki di universitas-universitas Inggris.
“Universitas-universitas harus banyak, lebih ketat dalam memantau perkumpulan-perkumpulan Islam,” tulis Johnson di The Daily Telegraph, lansir Onislam.
Johnson mendesak universitas-universitas Inggris untuk tidak jatuh ke dalam “perangkap” apa yang dia sebut “Muslim ekstremis” di kampus yang menerapkan pemisahan dalam kegiatan ceramah.
“Ini benar-benar salah untuk mengadakan pertemuan yang dipisahkan (antara laki-laki dan perempuan, red) di sebuah pusat pembelajaran yang didanai pemerintah,” kata Johnson.
Pada bulan Maret, University College London melakukan investigasi pada acara debat yang digelar oleh Islamic Education and Research Academy, di mana para mahasiswa dan mahasiswi duduk terpisah.
Dengan nada sinis, walikota London itu mengatakan bahwa pemisahan gender oleh komunitas Muslim adalah strategi politik “jahat” untuk mempromosikan ideologi Islam dan menginginkan kekuasaan.
“Para Islamis menginginkan hukum Syari’ah yang universal, dan omong kosong lainnya. Di atas itu semua, mereka menginginkan kekuasaan atas yang lainnya: dan sehingga mereka memangsa para pemuda yang merasa ditolak masyarakat dalam beberapa hal, dan mereka mengisi para pemuda itu dengan rasa kesombongan diri yang mengerikan dan tertipu,” tuduh Johnson.
Lebih jauh Johnson juga menyerukan bahwa jika warga mendatangi acara-acara Islam dan ditemukan ceramah yang menyerukan “kekerasan” untuk segera menelepon polisi. (siraaj/arrahmah.com)