WASHINGTON (Arrahmah.com) – Seorang aktivis politik mengecam pernyataan yang dikeluarkan baru-baru ini Donald Rumsfeld mengenai fasilitas penahanan Teluk Guantanamo sebagai sistem penjara terbaik di dunia.
Aktivis politik dari Gerakan Solidaritas Palestina, Henry Norr, pada hari Jumat (11/2/2011) menggambarkan sebagai pernyataan “memalukan” dari mantan menteri pertahanan AS terhadap fasilitas penjara yang terkenal dengan penyiksaan tak manusiawi itu.
Dalam sebuah wawancara dengan Press TV, Norr menunjukkan bahwa kemarahan yang muncul secara internasional merupakan respon atas perlakuan yang diterima para tahanan di fasilitas penahanan AS itu.
“Saya pikir kebanyakan orang Amerika sayangnya tetap percaya bahwa orang-orang di Guantanamo adalah teroris yang sebenarnya, yang disebut terburuk dari yang terburuk,” katanya.
“Apa mereka tidak mengerti adalah bahwa kebanyakan dari para tahanan adalah orang-orang yang tidak pernah melakukan kejahatan atau terlibat dengan cara apapun dalam terorisme,” ia menjelaskan lebih lanjut.
Aktivis itu melanjutkan dengan mengatakan bahwa satu-satunya bukti hanya bisa mereka kumpulkan setelah penyiksaan ditimpakan kepada mereka.
“Tentu saja media massa tidak menceritakan kisah itu,” sorotnya.
Norr juga menekankan sebagian besar narapidana tak bersalah yang tersisa di penjara. Ia mengatakan, “Mereka tidak seharusnya berada di sana, namun mereka terjebak. Mereka sama sekali tidak pernah mengusik Rumsfeld.”
Ia pun berpendapat bahwa mereka yang bersalah karena telah melakukan kejahatan harus diadili melalui prosedur hukum yang ditetapkan, dan jika mereka tidak diadili dan dihukum, “Amerika Serikat tidak memiliki hak untuk menahan mereka.”
Para pejabat AS mengatakan mereka berencana untuk membawa 60 sampai 80 dari 173 yang saat ini ada di Guantanamo ke pengadilan, dan melepaskan sisanya.
Sejak tahun 2001, ketika perang Afghanistan dimulai, 800 tahanan dibawa ke fasilitas penahanan di Kuba tersebut. Berbagai bentuk penyiksaan, mulai dari kurang tidur, dikunci dalam sel sempit dan dingin, pemukulan, serta penodaan terhadap agama telah dilaporkan.
Presiden AS Barack Obama menandatangani perintah eksekutif agar komisi militer menutup fasilitas tersebut pada tahun 2010, namun hal ini belum terjadi sama sekali. (althaf/arrahmah.com)