WASHINGTON (Arrahmah.com) – Sebuah pertemuan yang dijadwalkan bulan ini antara para pejabat Pakistan, Afghanistan, dan AS di Washington diragukan bersamaan dengan tumbuhnya keretakan antara Islamabad dan Washington karena Pakistan memenjarakan seorang pria Amerika yang dituduh melakukan pembunuhan.
Pemerintahan Obama bersikeras kekebalan diplomatik harus berlaku bagi Raymond Davis, karyawan konsulat AS yang menembak mati dua orang Pakistan bulan lalu dengan dalih membela diri dari percobaan perampokan di jalanan di kota Lahore, Pakistan.
Kasus ini telah menambah sentimen anti-Amerika di Pakistan.
Kedutaan Afghanistan di Washington mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Afghanistan Zalmay Rasul dan menteri Afghanistan lainnya akan menghadiri pertemuan seperti yang dijadwalkan dari 23-25 Februari, dan Departemen Luar Negeri AS pekan ini memperlihatkan bahwa persiapan untuk pertemuan tersebut terus dilakukan.
Tetapi sumber diplomatik Pakistan mengatakan tidak ada keputusan yang telah dibuat mengenai apakah pertemuan itu akan berlangsung atau apakah itu akan dibatalkan.
Salah satu menteri Afghanistan juga mengatakan rencananya untuk melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk melakukan pertemuan belumlah jelas.
Pertemuan trilateral telah diselenggarakan secara berkala sebagai upaya untuk mendorong stabilitas di Afghanistan, tempat sekitar 100.000 tentara AS memerangi Taliban.
Kontroversi atas Davis, yang menembak dua orang pada 27 Januari lalu, merupakan hambatan tersendiri bagi pejabat Pakistan terhadap mitra mereka di AS, bahkan ketika mereka berjuang untuk memperjelas kerjasama keamanan antara kedua negara.
Pada hari Jumat (11/2/2011), pengadilan Pakistan memutuskan Davis harus menerima hukuman penjara sementara selama 14 hari lagi. Davis pun diancam memperoleh larangan berkunjung resmi ke Pakistan. Sejumlah pihak pun menilai kasus Davis bisa mengancam bantuan AS ke Pakistan, salah satu negara non-NATO penerima bantuan militer Amerika terbesar. (althaf/arrahmah.com)