JAKARTA (Arrahmah.com) – Desakan ormas Islam untuk membubarkan Densus 88 semakin deras mengalir. Namun tidak bagi pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Jokowi-Ahok justru meminta jika Densus 88 tetap dipertahankan.
“Kami sebagai pimpinan daerah di sini dengan jelas mendukung Densus 88,” ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok), dalam sambutannya di acara penanggulangan terorisme dan narkoba di Jakarta, di Balaikota Jakarta, Rabu (22/5/2013) malam seperti dikutip Metrotvnews.com.
Politisi Gerindra tersebut tak peduli dengan anggapan partai atau pihak lain tentang sikapnya dan Joko ‘Jokowi’ Widodo. Dia menilai Jakarta masih membutuhkan Densus 88 untuk memberangus kejahatan tak biasa (extra ordinary crime) itu. Dia pun tak peduli jika tidak dipilih kembali ketika mengikuti kembali dalam bursa pencalonan kepala daerah atau negara.
“Gubernur dan saya berkomitmen, kami akan taat pada konstitusi di Indonesia, kepada UUD’45, Pancasila dan Indonesia. Kita mempertahankan, kita tidak peduli orang tidak pilih kami lagi nanti karena tindakan yang tidak populer semacam ini. Jadi malam ini kami tegaskan, kami mendukung Densus 88 untuk tidak dibubarkan. Itu komitmen kita,” tandasnya.
Menurut dia, Bangsa Indonesia seharusnya bangga terhadap Densus 88. Dia menilai Densus mampu melakukan tindakan pencegahan, bukan penyelesaian setelah kejadian. “Jadi kalau ada yang ingin membubarkan Densus 88 tentunya perlu dipertanyakan motifnya apa sebetulnya,” tukas pria yang akrab disapa Ahok itu.
Sebelumnya pengamat gerakan Jihad Abu Rusydan meminta umat Islam jangan berhenti menyuarakan opini pembubaran Densus 88. Korps ‘burung hantu’ tersebut dinilai tidak sedikitpun punya manafat bagi bangsa Indonesia. Apalagi untuk umat Islam, keberadaan Densus 88 sangat merugikan.
“Terorisme itu jualan yang nisbi dan tidak jelas. Jadi menurut saya Densus 88 merupakan lembaga sia-sia. Densus 88 bagian dari rencana jahat musuh-musuh Islam,” kata Abu Rusydan kepada Islampos.com,
Menurutnya, cara ampuh membubarkan Densus 88 adalah aksi massa besar-besaran yang digerakkan secara intensif. Aksi ini harus diliput secara massif oleh media massa dan jangan pernah berhenti.
“Itu perlawanan yang menurut saya paling bagus,” tegasnya.
(islampos/arrahmah.com)