FLORIDA (Arrahmah.com) – Agen FBI membunuh seorang pemuda, yang disebut sebagai teman dari salah satu “tersangka” pengeboman Boston, di Negara Bagian Florida, AS, pada Rabu (22/5/2013), lansir AFP.
FBI mengklaim pemuda itu memulai “konfrontasi kekerasan” selama interogasi mengenai kasus ledakan bom Marathon Boston di Orlando sebelum akhirnya dibunuh oleh agen FBI.
Namun anehnya, pemuda itu juga dikait-kaitkan dengan kasus pembunuhan dua tahun silam yang tidak ada kaitannya dengan bom Boston, kata petugas.
Pemuda itu, yang diidentifikasi oleh surat kabar Orlando Sentinel sebagai Ibragim Todashev (27), diinterogasi oleh agen FBI, dua polisi negara bagian Massachusetts dan aparat penegak hukum lainnya.
Media lokal mengutip pernyataan investigator bahwa Todashev diklaim telah menyerang agen FBI dengan pisau saat dirinya diminta untuk menandatangani pengakuan bahwa dia telah berperan dalam pembunuhan terhadap 3 orang pada tahun 2011.
Pembunuhan tiga orang yang maksud itu merupakan skenario aneh yang disebut-sebut terjadi pada tanggal 11 September 2011 di pinggiran Boston Waltham, menurut media lokal, di mana ketiga mayat ditemukan hampir terpenggal, ditutupi dengan ganja dan uang ribuan dolar.
Bukan hanya itu, televisi lokal NBC afiliasi WESH bahkan mengklaim bahwa Todashev bersama dengan Tsarnaev telah membunuh Brendan Mess (25), Raphael Teken (37), dan Eric Weissman (31), setelah menjejali mereka dengan obat-obatan karena takut ketiga orang itu akan mengenali mereka.
Tamerlan (26) dan Dzhokhar Tsarnaev (19) adalah kakak beradik yang dituduh telah melakukan pengeboman di Marathon Boston pada 15 April lalu.
Polisi AS menangkap Dzhokhar dalam keadaan luka parah dan kini ia berada dalam penahanan.
Sedangkan kakaknya, Tamerlan, dibunuh pada 18 April selama perburuan oleh aparat “keamanan”. Penyelidik belum mampu menyimpulkan bahwa kakak-beradik Chechnya itu merupakan bagian dari kelompok yang lebih besar.
Sementara itu Todashev tidak diduga berperan dalam pemboman, NBC melaporkan. Tapi temannya, Khusn Taramiv (22), mengatakan kepada WESH bahwa FBI telah mengincarnya sejak peristiwa pengeboman.
Mereka berdua tinggal di Boston dan sama-sama mengikuti seni bela diri.
Tamariv menambahkan bahwa Todashev hanya berbicara singkat melalui telepon dengan Tsarnaev bulan lalu.
Taramiv juga mengatakan bahwa FBI mewawancarai dia dan Todashev selama hampir tiga jam.
Pembunuhan atas saksi kasus ini semakin memunculkan pertanyaan, siapa sebenarnya yang bermain di balik bom Boston ini? (banan/arrahmah.com)