WASHINGTON (Arrahmah.com) – Sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat telah menegaskan komitmen Washington untuk menjaga keamanan Israel di tengah meruaknya berbagai aksi unjuk rasa di Mesir yang dinilai akan membahayakan eksistensi Israel juga kepentingan Amerika Serikat di Timur Tengah.
Penasihat keamanan nasional AS Tom Donilon, menteri luar negeri Hillary Clinton, juga menteri keamanan Robert Gates bertemu dengan menteri pertahanan Israel Ehud Barak di Gedung Putih hari Rabu lalu (9/2/2011).
“Mereka menekankan bahwa komitmen Amerika Serikat terhadap keamanan Israel, termasuk melalui dukungan militer serta kerja sama keamanan antara kedua negara tidak bisa digoyahkan,” ungkap Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Dalam pertemuan itupun dibahas mengenai pembicaraan bersama Otoritas Palestina, aktivitas nuklir Iran, serta isu-isu regional lainnya.
“Mereka sepakat bahwa AS dan Israel akan terus berkonsultasi mengenai tantangan umum dan isu-isu bersama,” pernyataan itu menambahkan.
Sentimen anti-Amerika dan anti-Israel terus meninggi di antara para pengunjuk rasa di Mesir selama dua minggu ini. Para pengunjuk rasa menyatakan bahwa Washington bertanggung jawab karena terus mempertahankan kekuasaan otoriter Presiden Hosni Mubarak yang sudah berlangsung selama tiga dekade.
Israel sangat mendukung wakil presiden Mesir Omar Suleiman untuk menjadi pengganti Mubarak, kabel diplomatik AS yang bocor mengatakan.
Mantan kepala Dirjen Intelijen Mesir ini diangkat pada tanggal 29 Januari lalu di tengah memuncaknya seruan pengusiran Mubarak yang pro-Barat dari posisinya sebagai kepala negara.
Suleiman dituduh memainkan peran kunci dalam program rendisi CIA yang kontroversial, di mana tahanan bisa diambil dari negara manapun tanpa proses hukum dan menjadi sasaran interogasi yang kejam.
Menurut PBB, tentara melakukan kekerasan terhadap para peserta aksi protes di Mesir dan telah merenggut nyawa lebih dari 300 orang sejak aksi protes dimulai pada tanggal 25 Januari. (althaf/arrahmah.com)