PANDEGLANG (Arrahmah.com) – Usai melakukan pemeriksaan terhadap internal tubuh kepolisian di ruang aula Divia Cita Mapolres Pandeglang, Rabu (9/2) dini hari, Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Komisaris Jenderal (Komjen) Nanan Soekarna mengatakan, datangnya rombongan Jamaah Ahmadiyah dari Bogor dan Jakarta, menjadi pemicu terjadinya bentrokan di Cikeusik, Pandeglang.
Menurutnya,berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, diketahui bahwa, secara prosedur pengamanan dilapangan sudah optimal dan maksimal. Berdasarkan fakta-fakta yang ada, mengkonsolidasikan ke dalam untuk penyelidikan keluar.
Bahkan sebelum kejadian bentrokan tersebut,anggota Polsek dan Polres sudah berjaga-jaga sampai pukul 03.00 dini hari disekitar lokasi,dan melakukan koordinasi dengan para pihak terkait, baik tingkat Desa, Kecamatan dan Kabupaten sudah dilakukan, bahkan rencana bentrokan sudah tercium.
“Sehari sebelum bentrokan terjadi, Suparman (pimpinan Ahmadiyah Cikeusik), istrinya dan Atep sudah dievakuasi ke Mapolres, dan dilokasi kejadian sudah disiagakan puluhan anggota Polsek dan Polres setempat, termasuk melibatkan aparat desa dan kecamatan setempat,” kata Komjen Nanan Soekarna,
Pagi harinya (Minggu, 6/2) kata Nanan, belasan orang rombongan JAI dari Bogor dan Jakarta datang ke lokasi, dan anggota polisi yang ada dilokasi sudah mengingatkan dan meminta mereka untuk kembali.
“Tapi anggota jamaah ahmadiyah itu menolak untuk dievakuasi, bahkan katanya, polisi silahkan pergi, kami akan bertahan sampai titik darah penghabisan,” terangnya.
Tugas selanjutnya, masih kata Komjen Nanan, polisi akan menindak tegas dan mengusut kasus tersebut, karena tim penyidik untuk itu sudah dibentuk, yang merupakan gabungan Polri, Polda dan Polres.
Diketahui, yang diteliti oleh Irwasum mabes polri adalah sisi administrasi, prosedur tetap dan action, serta berapa pasukan yang diterjunkan untuk menghalau massa dilapangan. Dan menelusuri sampai di mana dan apa peran mereka saat melakukan pengamanan.
“Kami juga menelusuri soal informasi yang didapat aparat terkait penyerangan terhadap kelompok Ahmadiyah, ini bertujuan untuk mencari tau tindakan kami sudah betul atau tidak,” ujarnya lagi.
Sementara, Kapolda Banten Brigjen Pol Agus Kusnadi, usai mengadakan pertemuan tertutup dengan jajaran petinggi Polres Pandeglang mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih mengupayakan untuk mengungkap persoalan secara menyeluruh, terkait bentrokan berdarah di Kampung Pendeuy, Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Minggu (6/2) lalu.
“Untuk tersangka masih satu, dan kami sedang mencari seseorang yang diduga sebagai saksi mata dalam peristiwa tersebut,” tandasnya singkat, kemarin, seraya masuk ke dalam mobilnya untuk melanjutkan perjalanan, “Kami akan ungkap persoalannya secara jelas,” pungkasnya.
Sementara,mereka yang diperiksa di aula Divia Cita Mapolres Pandeglang diantaranya, Kapolda Banten, Dir Intel Polda Banten, Dir Reskrim Polda Banten, Dir Samapta Polda Banten, Kapolres Pandeglang, Wakapolres Pandeglang, Kasat Intel Polres Pandeglang, Kasat Intel Polres Pandeglang, Kasat Samapta Polres Pandeglang, Kapolsek Cikeusik, Kanit Pulbaket Polsek Cikeusik dan para pihak terkait lainnya.
(FBN/Lulu Jamaludin/arrahmah.com)