JAKARTA (Arrahmah.com) – Jelas nampak ada kekuatan politik yang penuh di PT. Freeport terhadap pemerintah Indonesia sehingga dua menteri SBY ditolak berkunjung ke perusahaan pertambangan itu. Kunjungan kedua pejabat itu untuk mengetahui secara langsung kecelakaan kerja yang terjadi di sana.
Sebagaimana dilansir Jogja.com , PT Freeport Indonesia menolak kehadiran para pejabat tinggi dari Jakarta, termasuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, untuk berkunjung ke pertambangan milik perusahaan itu di Mimika, Papua, dengan alasan proses evakuasi kecelakaan masih berlangsung.
SBY menuturkan semula Menteri ESDM Jero Wacik dan Menakertrans Muhaimin Iskandar akan berangkat ke lokasi kecelakaan di areal pertambangan milik perusahaan asal AS itu di Papua.
“Tetapi permintaan dari Freepot di Tembagapura, sementara mereka ingin fokus, konsentrasi, untuk menjalankan tugas (proses evakuasi korban runtuhan terowongan bawah tanah), dan memohon agar kehadiran pejabat dari Jakarta menunggu beberapa saat sampai situasinya tepat,” ujar SBY.
Namun demikian, SBY menegaskan akan tetap memerintahkan Menteri ESDM, Menakertrans, dan pejabat terkait untuk datang ke lokasi agar dapat melihat secara utuh, melakukan diskusi, dan menginvestigasi kasus kecelakaan tersebut.
PT. Freeport Indonesia merupakan afilisi Freeport-McMoRan Copper & Gold yang berkantor pusat di Phoenix Arizona Amerika Serikat merupakan perusahaan pertambangan emas, perak, dan tembaga terbesar di dunia. Tidak kurang 30 tahun sudah mereka beroperasi di bumi Tembagapura, Papua, Indonesia.
(azmuttaqin/arrahmah.com)