AL-Arish (Arrahmah.com) – Presiden Mesir Muhammad Mursi pada Sabtu (18/5/2013) mengeluarkan perintah kepada menteri pertahanan untuk memulai operasi militer di semenanjung Sinai untuk membebaskan tujuh anggota keamanan Mesir yang diculik kelompok bersenjata, menolak dilakukannya negosisasi.
Atas putusan presiden tersebut, Mesir mengerahkan pasukan bersenjata untuk membebaskan tujuh tentara dan polisi Mesir yang diculik oleh sekelompok pria bersenjata yang belum diketahui identitasnya.
Ma’an News melaporkan, mengutip sumber keamanan Mesir, bahwa sebuah pesawat pembawa tentara dan peralatan militer berat, termasuk kendaraan-kendaraan lapis baja, mendarat di Bandara Al-Arish pada Ahad (19/5) malam untuk persiapan menyerang kelompok “teroris.”
Militer Mesir juga telah memanggil unit pasukan khusus untuk operasi ini karena pemerintah menolak bernegosiasi dengan para penculik.
“Tidak ada negosiasi dengan para penjahat,” kata Mursi, dikutip oleh kantor berita MENA.
Dalam sebuah video yang diunggah di YouTube pada Ahad kemarin, menunjukkan tujuh tawanan dalam keadaan ditutup mata mereka dan tangan mereka diikat di tangan, mengidentifikasi diri mereka sendiri.
Namun selang beberapa jam video tersebut telah dihapus di YouTube setelah disiarkan oleh media-media.
Pihak keamanan Mesir menduga penculikan ini dilakukan oleh kelompok Mujahidin Islam.
Salah satu tawanan mengatakan dalam video tersebut, “Kami berharap anda, presiden, secepatnya membebaskan para tahanan politik dari Sinai segera mungkin karena kami tidak bisa tahan lagi disiksa.”
Namun, belum ada konfirmasi dari pihak Mujahidin terkait hal ini.
Perlu diketahui bahwa tragedi pada Ramadhan tahun lalu, ketika kelompok bersenjata melakukan serangan terhadap posko tentara Mesir di Sinai yang menewaskan dan melukai beberapa tentara Mesir dan kemudian dibalas oleh Mesir dengan melancarkan serangan ke Sinai, juga dituduhkan kepada Mujahidin. Tetapi Mujahidin Serambi Baitul Maqdis -yang bergerak melawan penjajah Yahudi dari perbatasan Palestina- membantah melakukan serangan tersebut. Dan, serangan tersebut diyakini adalah hasil tangan “Israel.” (siraaj/arrahmah.com)