MOSKOW (Arrahmah.com) – FSB Rusia dan kepolisian pada Minggu (6/2/2011), menyisir sembilan stasiun kereta api dan semua terminal bus untuk mencari bahan peledak setelah menerima ancaman bom dua minggu setelah serangan di bandara Moskow.
Seorang tak dikenal menelepon polisi dan mengatakan bom telah diletakkan di stasiun dan akan segera meledak, juru bicara kepolisian mengatakan.
Seorang yang cerdas, tidak menyebutkan stasiun apa dan dalam bahasa Rusia, stasiun merujuk kepada terminal bus.
Baru-baru ini, sebuah pergerakan tanpa pemimpin “People Destabilization Movement” telah dibuat di Rusia untuk melemahkan dan menstabilkan kembali negara dalam rangka menggulingkan pemerintahan yang dibenci, rezim Putin, Medvedev dan FSB.
Beberapa anggota FSB dan parlemen menuduh orang-orang itu bekerja sama dengan Mujahidin Kaukakus dan menyatakan mereka adalah “antek teroris”.
Orang-ornag itu tidak hanya membuat alarm palsu untuk FSB dan kepolisian melalui telepon dan meninggalkan paket dan tas “mencurigakan” dengan kawat mencuat, botol berisi urine, dibungkus koran dan terdapat kabel, di bandara, pusat perdagangan, stasiun metro dan kereta apu, terminal bus, dan di dalam gedung federal, bank, dll. Tapi juga mengatur “demonstrasi oleh Rusia Nasionalis” plasu yang diumumkun di blog Rusia dan forum-forum untuk mendapat perhatian mata-mata kepolisian.
Demonstrasi palsu menyebabkan dikerahkannya secara besar-besaran kepolisian dan tentara FSB ke Moskow di mana tidak pernah terjadi sebelumnya. FSB menuduh bahwa setidaknya beberapa dari dua kejadian palsu “demonstrasi oleh nasionalis Rusia” telah diselenggarakan oleh Barat yang berusaha melemahkan rezim totaliter di Rusia.
Pada tanggal 4 Februari, seorang kepala teroris Andrei Przhezdomsky, seorang pejabat KGB-FSB dari gang “komite nasional anti-teroris” mengancam di media Rusia akan menemukan, menculik dan mengirimkan ke Moskow untuk sidang rahasia seperti Barat. (haninmazaya/arrahmah.com)