TUNIS (Arrahmah.com) – Amir kelompok Salafi di Tunisia mengancam akan berperang melawan pemerintah yang dipimpin oleh partai Ennahda, yang dinilai tidak menerapkan kebijakan Islami, lansir Al Arabiya.
“Untuk para tiran yang berpikir mereka Islamis….ketahuilah bahwa hal-hal bodoh yang Anda lakukan akan menyeret Anda ke medan perang,” ujar Abu Iyadh, pemimpin Ansar al-Shariah Tunisia yang diburu oleh polisi boneka Tunisia.
“Perang Anda adalah bukan melawan pemuda kami tetapi melawan agama,” lanjutnya dalam sbeuah pernyataan yang diposting secara online.
Abu Iyadh yang memiliki nama asli Seif Allah Ibn Hussein, dituduh mengorganisir berbagai tindak kekerasan sejak September tahun lalu disaat serangan oleh demonstran Muslim terhadap Kedubes AS.
“Jika kalian meneruskan kebijakan-kebijakan bodoh, dengan dukungan Amerika, Barat, Turki dan Qatar tidak akan menyelamatkan Anda ketika suara pedang terdengar,” ancamnya memperingatkan.
“Saya ingatkan kepada Anda bahwa pemuda kami telah mengorbankan diri mereka untuk mempertahankan Islam di Afghanistan, Chechnya, Bosnia, Irak, Somalia dan Suriah, dan mereka tidak akan segan-segan mengorbankan diri untuk agama mereka di Kairouan,” ujarnya merujuk pada sebuah kota di selatan Tunis yang terkenal dengan warisan Islamnya.
Ansar al-Shariah berencana akan mengadakan kongres tahunannya di Kairouan pada Ahad mendatang.
Menteri Dalam Negeri Tunisia, Lotfi Ben Jeddou mengatakan pekan lalu bahwa ia akan membawa ke pengadilan “siapa pun yang menghasut pada pembunuhan atau kebencian,” ungkapnya mengacu kepada kelompok Salafi.
Sebagai responnya, Ansar al-Shariah di Menzel Bourghuiba, utara tunis, bersumpah akan mengganti bendera Tunisia di gedung Kementerian Dalam Negeri dengan bendera hitam (ar-roya), menurut sebuah video yang diposting online. (haninmazaya/arrahmah.com)