WARDAK (Arrahmah.com) – AS dan Afghanistan tengah berselisih mengenai tuduhan baru di mana tentara AS dilaporkan telah membunuh 15 orang di provinsi Wardak. Hal ini semakin memanaskan situasi dan meningkatkan sentimen anti-AS dan NATO. Namun Washington membantah keterlibatan warganya dalam pembunuhan tersebut.
Para pejabat Afghanistan mengatakan bahwa seorang pria dengan nama Zakaria Kandahari, diduga seorang etnis Afghan namun memiliki kewarganegaraan Amerika, telah memimpin pasukan yang meneror warga penduduk setempat di provinsi Wardak, New York Times melaporkan.
Surat kabar tersebut mengatakan tiga pejabat Afghan telah menegaskan bahwa ia sedang dicari atas tuduhan penyiksaan dan pembunuhan. Sebuah bukti kunci adalah rekaman video di mana terlihat Kandahari menyiksa masyarakat setempat, dia berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris dengan aksen Amerika.
Lebih dari setahun lalu, Kandahari dan pasukannya juga terlihat di wilayah tersebut tengah mengenakan seragam NATO, mengendarai sepeda untuk melakukan operasi pencarian terhadap Mujahidin. Seorang warga Afghan mengatakan, keesokan harinya telah ditemukan mayat di tong sampah di luar pangkalan AS di provinsi Wardak dengan kondisi mengenaskan, di mana korban mengalami mutilasi.
Washington tidak menyangkal keberadaan video itu, namun mengklaim bahwa Kandahari merupakan unit Afghanistan dan bukan warga negara AS.
“Semua yang berada di dalam video adalah orang Afghan, tidak ada suara Amerika,” klaim seorang pejabat AS. (haninmazaya/arrahmah.com)