JAKARTA (Arrahmah.com) – Sedih yang sangat dalam itulah gambaran kondisi hati orang tua Abu Roban dan Supiyanto hari-hari belakangan ini. Terlebih lagi sang ibu, menangis mengutarakan kepada arrahmah,com tentang Supiyanto. Betapa tidak, kedua buah hatinya berurusan dengan polisi, bahkan yang satu sudah wafat, yakni Abu Roban.
Supiyanto adalah adik dari Untung Hidayat alias Abu Roban yang mati ditembak oleh Densus 88 di Limpung,Batang Jawa Tengah. Supiyanto tercatat sebagai warga desa Timbang Rt 02 Rw 05 Banyuputih Kabupaten Batang Jawa Tengah. Pekerjaan sehari-hari Supiyanto adalah buruh bangunan dan kadang-kadang serabutan. Ia punya 1 istri dan 1 anak yang masih bayi.
Supiyanto, anak dari ibu Suyana dan bapak Mihat, yang masih trauma dengan kedatangan Densus 88 ke rumahnya beberapa waktu lalu, kini tidak tahu keberadaannya. Ibu Suyana meyakinkan bahwa anaknya adalah anak yang baik, jujur, lugu dan tidak terlibat kepada kegiatan-kegiatan yang aneh-aneh.
Karena itu sang ibu meminta, sambil menangis, melalui The Islamic Study and Action Center (ISAC) dan Tim Pembela Muslim (TPM), agar Kapolri bisa membebaskan dan memulangkan Supiyanto ke rumahnya.
Mengenai penangkapan dan penembakan Supiyanto dan Abu Roban, arrahmah.com mengumpul kan dari beberapa sumber di lapangan yang cukup valid Waktu menunjukkan kurang lebih pukul 14.30 wib Rabu (8/5 2013), di perempatan desa Babadan, Batang sudah banyak orang dengan pakaian serba hitam dengan menenteng senjata api. Tapi tidak sedikit juga orang-orang berpakaian preman, namun berbadan tegap mondar mandir di sekitar jalan Babadan it
Dua orang pengendara motor berplat nomor B langsung dihadang beberapa motor dan mobil. Sementara itu, dari arah berlawanandan persimpangan sudah dijaga pasukan berpakaian hitam. Sesampainya di perempatan Babadan, tepatnya depan Alfathin cucian motor dusun Banaran, pasukan hitam itu menendang pengendara motor itu, hingga kedua orang tersebut dan motornya terjatuh.
Begitu kedua pengendara motor terjatuh, pasukan hitam langsung membekuk keduanya dengan membentak keras, “Jangan bergerak!”. Belum sampai hitungan menit, terdengar beberapa kali suara tembakan.
Masyarakat yang berada di sekitar lokasi pun terkejut. Sebab, keduanya bersimbah darah, bahkan salah seorang di antaranya tidak bergerak sama sekali.
Tidak lama kemudian, mobil ambulan milik RSUD Kabupaten Kendal meluncur dan langsung menghilang. Sedangkan yang bisa diperbuat masyarakat hanyalah mencari pasir untuk menutupi darah dua korban penembakan aparat yang diduga sebagai teroris tersebut.
Kedua orang tersebut diyakini Abu Roban dan adiknya Supiyanto. Abu Roban diberitakan melalui corong polisi wafat. Bagaimana kabar Supiyanto?
(azmuttaqin/arrahmah.com)