Dr. Aafia Siddiqui Ph.D, memiliki 144 gelar dan sertifikat kehormatan dalam bidang Neurologi dari lembaga yang berbeda, satu-satunya ahli saraf di dunia yang memiliki gelar kehormatan Ph.D dari Universitas Harvard, Hafiz-e-Qur’an, Aalima dan banyak lagi di bidangnya, diculik bersama dengan 3 anaknya oleh agen intelijen AS dari Karachi dengan keterlibatan dinas intelijen Pakistan.
Kini, dia berada di penjara AS, telah kehilangan ingatan akibat penyiksaan fisik, psikologis dan seksual dan ia dipenjarakan bersama tahanan laki-laki.
Di bawah ini adalah sebuah artikel dari seorang jurnalis Inggris, Yvonne Ridley. Ia mengatakan ia tidak tahu mengapa Amerika menculik Aafia Siddiqui dan menahannya di penjara, membunuhnya secara perlahan.
Namun jawabannya bukanlah hal rahasia. Dia diculik dan ditahan di penjara karena ia adalah seorang Muslim, memiliki pengetahuan ilmiah yang penting.
***
Sebuah tuntutan utama dari penyandera warga asing di Aljazair adalah dilepaskannya ibu tiga anak ini dari penjara AS. Tapi, mengapa kasusnya hampir tidak pernah disebutkan oleh media arus utama?
Satu-satunya hal yang mengejutkan saya ketika saya mendengar penyandera Aljazair menyeru untuk pembebasan Dr. Aafia Siddiqui adalah bahwa itu tidak dilakukan dengan cepat.
Sebagai mantan sandera (Yvonne Ridley pernah ditawan oleh Mujahidin Afghanistan dan karena pengalamannya ini ia memutuskan untuk memeluk Islam-red), tidak ada cara saya bisa memaafkan tindakan yang berlangsung di sudut terpencil di gurun Aljazair. Dan hatiku bersama keluarga yang telah kehilangan orang yang dicintai dalam drama yang berlangsung di Amenas.
Tapi, ketidakadilan adalah ketidakadilan dan sebagai satu-satunya jurnalis Barat yang secara khusus pergi ke Afghanistan untuk menyelidiki kasus Dr. Aafia Siddiqui, saya harus mengatakan keadaannya telah menjadi penyebab kemarahan seluruh dunia Muslim.
Dan saya memiliki perasaan tidak nyaman bahwa semakin banyak orang Barat akan diculik dan penculik mereka akan menuntut pembebasan Dr. Aafia Siddiqui, seorang wanita yang pernah disebut paling dirugikan di dunia.
Jadi hanya Dr. Aafia Siddiqui dan mengapa kelompok Afrika Utara meminta pembebasannya?
Yah, itu sangat mudah untuk mendapatkan sisi emosional terkait seorang Muslimah yang terjebak dalam “Perang Melawan Teror”, namun saya tidak akan mendasarkan kasus saya pada emosi, fakta keras dan bukti forensik atau kurang dari itu, tetapi lebih dari itu dan cerita aneh dirinya dikemudian hari.
Keluarganya pasti tidak akan senang bahwa sekelompok “teroris” Aljazair telah menyerukan pembebasannya karena akan memberikan persepsi di beberapa kalangan bahwa Dr. Aafia Siddiqui mesti seorang “ekstrimis” Islam. Ini adalah narasi yang didorong oleh intelijen
AS meskipun dikatakan dalam persidangannya, pernyataan pembuka oleh jaksa menyatakan cukup jelas bahwa dia bukan Al-Qaeda atau simpatisannya.
Kasus ibu tiga anak ini terkenal di setiap rumah di Pakistan dari keluarga yang paling religius sampai yang paling sekuler. Mayoritas dari mereka telah menuntut pelepasannya selama bertahun-tahun.
Kini dia dikenal sebagai Putri Bangsa. Ribuan anak Muslim Pakistan telah diberi namanya karena setelah semuanya, dia telah menjadi simbol. Dia mewakili segala sesuatu dari ketidakadilan yang diciptakan oleh “Perang melawan teror-nya” Amerika, penculikan, penyiksaan, pemerkosaan dan waterboarding.
Seorang akademisi brilian, seorang ahli saraf, dididik di universitas terkemuka AS, malam ini mendekam di penjara Texas untuk hukuman 86 tahun penjara setelah dinyatakan bersalah atas percobaan pembunuhan tentara Amerika.
Fakta bahwa mereka menembaknya dari jarak dekat dan hampir membunuhnya selalu diabaikan.
Untuk kehinaan mereka, tentara AS yang bertugas di Afghanistan mengklaim di pengadilan di bawah sumpah, sang akademisi yang rapuh ini melompat kepada mereka dari balik sel penjara, menyambar salah satu senjata untuk menembak dan membunuh mereka. Itu adalah cerita palsu.
Skenario yang dilukis di pengadilan dan yang lebih penting, tidak adanya bukti, tidak ada sisa residu tembakan pada tangan atau pakaiannya, tidak ada selongsong peluru yang telah terpakai, tidka ada sidik jari milik Dr. Aafia pada pistol. Bukti penting lainnya dihapus oleh militer AS dari tempat kejadian, hilang sebelum sidang. Ayo, kita semua pernah menyaksikan seluruh episode CSI-ilmu penyetahuan tidak berbohong. Setelah berada di Bagram, ia dibawa ke Amerika untuk diadili atas kejahatan yang diduga dilakukan di Afghanistan. Mencemoohkan Konvesi Wina dan Jenewa, dia tidak diberi akses konsular sampai hari ia menghadiri pengadilan untuk pertama kalinya. Pengadilan digelar di New York.
Sebuah tim hukum lemah dipaksakan untuk Dr. Aafia oleh otoritas AS, gagal mempengaruhi juri bahwa ia tidak bersalah, meskipun bukti ilmiah bahwa ia tidak bisa merebut pistol apalagi menarik pelatuk.
Aku pergi ke sebuah sel di Ghazni beberapa minggu setelah adegan penembakan pada bulan Juli 2008 dan menemukan bahwa tentara merasa panik dan melepaskan tembakan membabi-buta ke seluruh ruangan saat ia berjuang untuk melarikan diri.
Bukti di sana direkam selama kunjunganku dan telah diserahkan kepada tim pengacara. Jaksa tidak bisa percaya seorang wartawan Barat telah melakukan perjalanan ke Afghanistan dan memperoleh kesaksian yang menarik dan bukti visual. Segera setelah itu, bukti forensik penting termasuk peluru yang tertanam di dinding telah dicungkil dari dinding sel dan menghilang.
Melihat Dr. Aafia tanpa borgol dari balik tirai menyebabkan kepanikan buta di antara para prajurit muda yang telah diberi penjelasan singkat oleh FBI bahwa mereka akan menangkap salah satu wanita paling berbahaya di dunia.
Saya mewawancarai saksi mata, polisi senior Afghanistan dan satu demi satu dari mereka mengatakan apa yang terjadi. Namun satu-satunya yang dibawa ke pengadilan untuk memberikan kesaksian adalah penerjemah FBI yang kini memiliki kartu hijau dan tinggal di New York bersama keluarganya.
Apakah juri tidak diberitahu bahwa Dr. Aafia dan tiga anaknya yang kesemuanya berusia di bawah lima tahun saat itu, telah diculik dari sebuah jalan dekat rumah mereka di Karachi dan menghilang sejak tahun 2003.
FBI mengeluarkan cerita pada saat itu sebenarnya ia pergi Jihad ke Afghanistan-itu adalah sebuah kisah menggelikan tanpa dasar dan karena setiap ibu dari anak-anak yang masih kecil tahu, perjalanan ke sudut toko lokal dengan balita adalah sebuah momen menantang, jadi bagaimana bisa berangkat untuk berperang di Afghanistan dengan kereta dorong bayi dan dua balita di tangannya, tak terbayangkan.
Narasi FBI telah dihancurkan oleh Elaine Whitfield Sharp yang berbasis di Boston, seorang pengacara yang disewa oleh keluarga Siddiqui ketika Dr. Aaafia pertama kali menghilang.
Tahun-tahun yang hilang dari kehidupan akademisi ini telah mengungkapkan cerita yang sekarang dikenal hampir oleh semua orang di dunia Muslim di mana ia secara luar dianggap sebagai korban “perang melawan terori” George W. Bush. Saat ia mencoba memberitahu juri bagaimana ia ditahan di penjara rahasia, tanpa perwakilan hukum, terputus dari dunia luar sejak tahun 2003 di mana teknik interogasi brutal digunakan untuk membuatnya jatuh, dia telah telah dibungkan oleh hakim yang mengatakan ia hanya tertarik dalam insiden penembakan sel.
Hakim Richard Berman, bersikeras bahwa ia tidak tertarik pada tahun-tahun yang hilang, itu tidak ada relevansinya dengan kasus ini, dia bersikeras.
Ia bersaksi bahwa setelah menyelesaikan studi doktornya, ia mengajar di sebuah sekolah, dan minatnya adalah dalam pengembangan kemampuan disleksia dan anak berkebutuhan khusus lainnya. Dia muncul sebagai pengasuh yang mencintai, seorang pendidik.
Selama masa itu, dia tidak tahu di mana ketiga anaknya. Dia berbicara mengenai kecemasan dan ketakutannya diserahkan kembali ke orang-orang Amerika ketika ia ditangkap di Ghazni dan ditahan oleh polisi.
Takut bahwa penjara rahasia sedang menunggunya. Dia mengungkapkan bagaimana dia mengintip melalui tirai pembatas ke bagian ujung ruangan di mana penjaga Afghanistan dan Amerika sedang berbicara dan bagaimana ketika seorang tentara Amerika terkejut melihatnya, ia
melompat dan berteriak bahwa seorang tahanan berusaha kabur, dan menembak perutnya. Dia menggambarkan bagaimana ia juga ditembak dari samping oleh orang kedua. Dia juga menceritakan bagaimana setelah jatuh ke tempat tidur di sel, dia dengan keras dilempar ke lantai sampai kehilangan kesadaran.
Ini persis dengan apa yang diberitahu kepada saya oleh kepala polisi saat saya wawancarai di Afghanistan di musim guugur 2008. Saya ingat dia tertawa saat ia menceritakan bagaimana tentara AS panik, menembak secara acak di udara saat mereka dalam kepanikan buta.
Tentu saja tidak ada cara bagi sekelompok tentara untuk mengakui itu, tetapi menurut orang-orang yang saya wawancarai untuk film saya, Dalam pencarian Tahanan 650 di Afghanistan itulah yang terjadi.
Dua dari anaknya yang hilang telah ditemukan dan bersatu kembali dengan keluarga mereka di Karachi. Hal ini masih tidak jelas di mana anak-anak ditahan ketika mereka diculik dari sebuah jalan di Karachi tapi mereka tidak dapat menyamarkan aksen Amerika mereka, mungkin mendapatkannya dari sipir penjara mereka.
Jadi, mengapa FBI menggambarkannya sebagai seorang teroris berbahaya? Jika dia orang yang mereka setting, mengapa dia tidak dituduh melakukan tindakan terorisme dan mengapa jaksa berhati-hati untuk menunjukkan bahwa dia bukan Al Qaeda?
Satu orang yang mungkin memegang kuncinya adalah mantan suami Dr. Aafia yang telah menolak upaya untuk diwawancarai oleh saya. Dia mengalami perceraian beberapa bulan sebelum Dr. Aafia menghilang.
Intinya adalah Dr. Aafia tidak harus berada di dalam penjara dan selama ketidakadilan ini terus berlanjut, dia akan menjadi ajakan siapa saja yang memilih berperang dengan amerika.
Mengakui ketidakadilan dan mengembalikan Dr. Aafia ke rumahnya di Pakistan tidak akan menghentikan “ekstrimisme” tapi mungkin akan membuat kehidupan warga AS jauh lebih aman jika kesalahan ini dimasukkan ke tempat yang benar.
(haninmazaya/arrahmah.com)