KAIRO (Arrahmah.com) – Presiden Mesir yang diperangi rakyatnya, Hosni Mubarak, dilaporkan telah memberikan kewenangan kepada angkatan bersenjatanya untuk menembak di tempat saat pendemo mulai meningkatkan tekanannya.
Laporan-laporan mengatakan tentara telah diperintahkan untuk menembak ketika terlihat diperlukan.
Helikopter militer dan pesawat tempur terbang di atas lokasi utama aksi unjuk rasa di mana sejumlah besar pendemo berkumpul di sana.
Puluhan ribu orang telah praktis mengambil alun-alun Tahrir di pusat kota meskipun kehadiran militer terus bertambah, lapor Press TV.
Bentrokan antara pendemo dengan polisi telah menyebabkan sedikitnya 150 orang tewas dan ribuan lainnya terluka sejak protes anti-Mubarak dimulai di Kairo, Suez dan Alexandria delapan hari lalu.
Demonstran memiliki satu permintaan, yaitu mundurnya Mubarak. Mereka ingin perubahan rezim dan dijawab oleh Mubarak dengan diangkatnya wakil presiden dan perdana menteri.
Presiden Mesir telah mengunjungi pusat operasi militer pada hari keenam protes menentang rezimnya.
Media setempat mengatakan abhwa Mubarak telah bertemu dengan komandan militer dan para petinggi militer di markas mereka.
Wakil Presiden yang baru diangkat, menteri pertahanan dan kepala staf juga menghadiri pertemuan tersebut. Tidak ada rincian lebih lanjut yang dirilis.
Pada Jumat, Mubarak memerintahkan tentara keluar ke jalan dalam upaya untuk mempertahankan kontrol.
Namun ternyata, barisan demonstran semakin menggemuk, mereka juga didukung oleh ribuan orang di seluruh dunia yang turun ke jalan untuk menyatakan dukungannya untuk demonstrasi anti-pemerintah di Mesir. (haninmazaya/arrahmah.com)