TENNESSEE (Arrahmah.com) – Seorang anggota parlemen di tenggara negara bagian Tennessee memposting gambar di Facebook dengan pernyataan yang mengejutkan dan membuat cemas minoritas Muslim di sana. Gambar itu menunjukkan bahwa umat Islam harus disambut dengan senjata, lansir On Islam pada Rabu (1/5/2013).
“Ini mungkin hanya sebuah gambar bagi dia, tetapi bagi kami itu sangat mengancam,” kata Drost Kokoye, anggota Dewan Pertimbangan Muslim Amerika, kepada The Tennessee.
“Muslim di Coffee County pasti jadi merasa tidak aman untuk berjalan di luar rumah mereka.”
Seorang komisaris di Coffee County Tennessee telah membuat panik minoritas Muslim dengan posting bahwa Muslim sebaiknya disambut dari belakang laras senapan.
Komisaris Barry West menyebarkan gambar yang menunjukkan seorang pria membidik dengan senapan di bawah kalimat “Bagaimana cara mengedipkan mata kepada seorang Muslim”.
Kelakuan tercelanya itu tentu saja mendapat kritikan. Dia menghapus gambar tersebut, akan tetapi masih menolak untuk meminta maaf.
“Tidak, saya tidak menyebarkannya di Twitter… Tidak, saya tidak membuat gambar ini … Ya saya menyebarkannya [di Facebook]… Kenapa saya yang bertanggungjawab?” klaimnya.
Bagaimanapun, Muslim Tenneessee khawatir bahwa pasca disebarnya, gambar itu bisa mengancam dan memicu serangan terhadap komunitas mereka.
“Pistol itu diarahkan kepada saya dan keluarga saya,” kata Sabina Mohyuddin, seorang Muslimah asli Nashville.
“Kami tahu bahwa ini mengakibatkan diskriminasi dan kejahatan kebencian dalam komunitas Muslim, dan kami sangat waspada terhadap hal itu.”
“Saya seorang Amerika generasi kedua. Anak-anak saya generasi ketiga. Kami tidak melihat diri kami sebagai apa pun, kami orang Amerika.”
Terdapat hampir 50 Muslim di Coffee County. Muslim AS, diperkirakan antara enam hingga delapan juta, telah merasakan sebuah diskriminasi yang berkembang dalam beberapa tahun terakhir.
Sebuah laporan terbaru oleh CAIR, University of California and Berkeley’s Center for Ras and Gender menemukan bahwa Islamofobia di AS terus meningkat.
Masyarakat Muslim khawatir gambar itu akan digunakan oleh orang-orang yang phobia terhadap Islam untuk melancarkan kampanye permusuhan mereka terhadap masyarakat Muslim.
“Rasis akan selalu menemukan cara untuk mengekspresikan perasaan mereka,” kata Hatem Bazian, direktur Riset Islamofobia & Dokumentasi Proyek di University of California Berkeley.
Sudah terjadi beberapa serangan terhadap Muslim setelah pemboman Boston.
Seorang Muslimah keturunan Timur Tengah yang memakai kerudung diserang di Malden, Massachusetts, oleh seorang pria kulit putih yang meneriakan hinaan anti-Muslim.
Seorang Muslim Bangladesh juga dipukuli oleh seorang Amerika kulit putih di New York City Applebee hanya karena warna kulitnya.
Para anggota parlemen Republik dan Media juga telah menggunakan serangan Boston untuk mempercepat retorika permusuhan terhadap Muslim Amerika.
“Ini bukan hal yang mengejutkan di Tennessee, di mana dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi sejumlah insiden Islamophobia,” kata Daniel Tutt, seorang aktivis lintas agama Episkopal dan seorang peneliti di Institut Kebijakan Sosial dan Pemahaman non-profit di Washington .
Sedikitnya ada empat serangan vandalisme pada masjid di Tennessee dalam beberapa tahun terakhir.
Phobia terhadap Muslim juga telah meningkat di negara itu dalam kontroversi dan persaingan hukum atas pembukaan masjid di Murfreesboro. (banan/arrahmah.com)