KAIRO (Arrahmah.com) – Ribuan tahanan telah melarikan diri dari fasilitas penahanan Wadi Nutrun di utara ibukota, Kairo, di tengah-tengah meruaknya protes anti-pemerintah yang berlangsung di seluruh penjuru negeri tersebut.
Tahanan membuat para penjaga penjara kewalahan pada malam hari, merusak fasilitas, dan lari tumpah ruah dari penjara ke kota-kota dan desa-desa terdekat, AFP melaporkan.
Fasilitas penjara ini biasa digunakan untuk memenjarakan tahanan politik di negara Afrika Utara tersebut.
Laporan ini muncul saat pemberontakan melawan pemerintah Presiden Mesir, Hosni Mubarak, memasuki hari keenam.
Pada hari Minggu (30/1/2011), sekitar 5.000 tahanan Mesir juga melarikan diri dari lembaga pemasyarakatan di Faiyum Governorat yang terletak sekitar 130 kilometer (81 mil) barat daya Kairo.
Seorang pejabat setingkat jenderal disinyalir tewas dalam insiden Minggu pagi (31/1).
Ada juga yang melaporkan bahwa massa yang marah menculik seorang pejabat pertahanan senior yang juga memegang pangkat jenderal.
Sementara itu, ribuan orang di seluruh dunia telah mengikuti aksi turun ke jalan untuk menyatakan dukungan bagi demonstrasi anti-pemerintah di Mesir.
Sejumlah demonstran Mesir mengadakan unjuk rasa di luar markas besar PBB di New York pada hari Sabtu (29/1) untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap demonstrasi anti-pemerintah di tanah air mereka.
Pada Sabtu malam (29/1), demonstran di pusat kota Kairo membakar sebuah bangunan milik partai berkuasa, Partai Demokratik Nasional (NDP), untuk kedua kalinya.
Tank dan truk pengangkut lapis baja terlihat lalu lalang di jalan-jalan Kairo sementara kebakaran akibat kerusuhan hari Jumat (28/1) masih membara.
Selain itu, dua belas orang tewas dalam bentrokan antara demonstran anti-pemerintah dengan pasukan keamanan di Beni Suef, yang terletak sekitar 115 kilometer (72 mil) selatan Kairo, pada hari Sabtu (29/1).
Akibat kerusuhan ini, terjadi pula aksi penjarahan di Museum Mesir. Mereka merobek kepala dua mumi dan artefak kecil rusak sebelum tertangkap. Sementara itu, banyak toko yang juga menjadi objek penjarahan dan bangunan perumahan yang menjadi objek penyerangan. Tidak dilaporkan ada tanda-tanda polisi mencegah penjarahan.
Jumlah orang tewas dalam aksi protes sejak Selasa dilaporkan sudah mencapai paling sedikitnya 100 orang. Sementara, lebih dari 2.000 orang mengalami cedera dalam bentrokan yang mengguncang Kairo, Suez, dan Alexandria. (althaf/arrahmah.com)