(Arrahmah.com) – Selasa (30/4/2013), sekelompok ekstrimis Buddhis dari kelompok “969” mengelilingi kantor polisi, sementara sekelompok besar lainnya menyerang properti milik kaum Muslimin di seluruh kota Oak Kan, demikian MyanmarMuslim.info melaporkan.
MyanmarMuslim.info memaparkan bahwa beberapa jam kemudian beberapa rumah Muslim dan toko-toko, termasuk juga dua masjid, mengalami kerusakan akibat serangan tersebut.
Ketika seorang bhiksu yang disebut Shwe Nyar War Saya Day tiba di tempat kejadian para ekstrimis itu menghilang. Kemudian tentara berdatangan. Polisi yang membiarkan tindakan para ekstrimis itu kemudian turun ke jalan untuk berpatroli. Warga Buddhis lokal juga terlibat dalam penyerangan dan penjarahan.
Penduduk di beberapa tempat tinggal di Oak Kan khawatir akan serangan lanjutan. Sementara otoritas dan aparat “keamanan” Burma sejauh ini tidak berguna, ada banyak bukti kolaborasi otoritas dengan gerombolan ekstrimis itu. Muslim di Burma, terutama sekarang di kota Oak Kan sedang mengkhawatirkan keselamatan mereka.
Sebelum insiden ini, para ekstrimis Buddhis dari “969” itu menyampaikan pidato di Wihara “Mattayar Kyaung” pada 19 April dan 20 April 2013 dan di Wihara Wut Kyaung pada 21 April. Kemudian lembaran brosur anti-Muslim disebarkan di Wihara “Pha Yarra Gyi Kyaung” setelah festival air. Setelah pidato anti-Muslim itu, sebuah masjid di dekat pasar dilempari dengan batu. Sejak saat itu, kaum Muslimin menjadi target warga Buddhis, dimaki-maki di jalanan. Menurut laporan situs Muslim Myanmar tersebut, ada beberapa orang terkemuka yang memimpin serangan pada hari itu, mereka adalah U That Oo dan puteranya Chan Myae, seorang pemilik bengkel motor, Phoo Wa Gyi, pemilik bengkel sepeda, dan Kyawt Thu Win.
Sementara itu, belum ada laporan lebih lanjut terkait insiden ini. (siraaj/arrahmah.com)