JAKARTA (Arrahmah.com) – Sangat prihatin melihat tayangan-tayangan televisi yang tidak mendidik dan jauh dari nilai-nilai agama Islam, padahal tayangan-tayangan tersebut dikaitkan dengan ibadah shaum di bulan Ramadhan.
Hampir semua tayangan berformat sama, lawak terbahak-bahak dan undian atau kuis. Lantas apa yang bisa diambil pelajaran oleh pemirsa televisi dari tayangan-tayangan seperti tu, apa faedahnya? Pastinya hanya hiburan saja dan nol dari sisi pengetahuan dan pendidikan Islam.
Sehubungan dengan itu, MUI (Majlis Ulama Indonesia) pusat mendesak agar tayangan televisi pada Ramadhan tahun ini berubah.
Dalam acara Silaturrahim Sarapan Pagi bersama dengan pimpinan MUI, KPI dan sejumlah wartawan di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, pada Senin (29/4/2013), ketua Pengurus Pusat MUI bidang infokom Dr. H. Sinansari Ecip menyesalkan berbagai tanyangan televisi, khususnya di bulan Ramadhan yang menunjukkan kurang menggambarkan nilai-nilai agama. Banyak guyon dan lawakan yang sama sekali tidak mencerminkan suasana bulan suci yang dimuliakan Allah.
Ke depan, tayangan televisi secara umum apalagi dikaitkan dengan ummat Islam yang sedang melaksanakan puasa haruslah kondusif dengan iklim Ramadhan itu. Pola-pola meniru tayangan televisi yang sukses ratingnya di satu stasiun, juga memperkosa masyarakat muslim yang akhirnya tidak punya pilihan dalam menonton televisi.
Boikot tayangan televisi yang tidak mendidik dan agamis adalah upaya lain dari sisi konsumen yang bisa dilakukan. Namun, sepanjang ada kekuatan untuk mendesak tayangan-tayangan seperti itu untuk dihapuskan mengapa tidak digunakan untuk perbaikan bangssa ini ke depan.
(azmuttaqin/arrahmah.com)