LONDON (Arrahmah.com) – Prasangka buruk terhadap Muslim telah menjadi norma sosial yang diterima di Inggris, ketua Partai Konservatif mengatakan pada hari Kamis (20/1/2011).
Sayeeda Baroness Warsi, pejabat Inggris kelahiran Pakistan, mengatakan dalam pidatonya di Universitas Leicester. Dalam pidatonya, ia menyatakan bahwa memecah belah Muslim menjadi dua golongan, moderat dan “ekstrimis”, akan memicu intoleransi, seperti yang dilansir dalam Daily Telegraph.
“Maka bukan satu hal yang mengherankan ketika ‘muslim moderat’ ini menjadi topik pembicaraan, sebagai contoh di sebuah pabrik yang baru saja menyewa seorang pekerja muslim, maka atasannya dapat berkata kepada karyawannya: “Tidak perlu khawatir, dia hanya Muslim biasa,” kata perempuan muslim pertama dalam kabinet Inggris itu.
“Di sekolah, anak-anak akan berkata: tetangga saya adalah muslim tapi mereka tidak terlalu buruk.”
“Dan di jalan, saat seorang perempuan yang mengenakan burka berjalan, maka orang-orang itu berpikir: Perempuan itu entah tertindas atau membuat pernyataan politik.”
Ada 2,9 juta Muslim di Inggris, hampir 5 persen dari seluruh populasi, menurut Forum Pew tentang Kehidupan Agama dan Publik tahun lalu.
Pemerintah Inggris memiliki kekhawatiran yang cukup besar mengingat negaranya sering menjadi target penyerangan atau pemboman. Serangan terburuk di negara itu terjadi pada bulan Juli 2005 di jaringan transportasi London yang menewaskan 52 orang.
“Mereka yang melakukan tindak pidana terorisme di negara kita perlu ditangani tidak hanya dengan kekuatan hukum,” kata Warsi.
“Mereka juga harus menghadapi penolakan sosial dan keterasingan di masyarakat dan tindakan mereka tidak harus digunakan sebagai kesempatan untuk menyalahkan semua Muslim.”
Komentar Warsi ini muncul setelah Perdana Menteri Inggris, David Cameron, dalam pesan Tahun Barunya, mengatakan bahwa Inggris masih menghadapi ancaman serius dari terorisme internasional.
“Kita mempertanyakan pada diri kita bagaimana kita membiarkan radikalisasi dan meracuni pikiran dari beberapa Muslim muda Inggris yang kemudian mendorong mereka untuk melakukan tindakan biadab,” kata Cameron. (althaf/arrahmah.com)