JAKARTA (Arrahmah.com) – Masyarakat Poso makin kritis melihat pemberitaan terkait isu terorisme di media massa. Berbagai Kasus penyergapan oleh Densus 88, dilihat warga Poso tidak lebih sebagai permainan polisi.
“Penyergapan Densus 88 di Jawa, Sumatera, dan daerah lainnya disaksikan oleh masyarakat Poso. Mereka tahu stigma terorisme itu hanya tuduhan Polisi,” kata Adnan Arsal, Ketua Forum Perjuangan Umat Islam Poso di kantor redaksi Suara Islam, Sabtu (13/4/2013).
Adnan mengaku lunturnya kepercayaan masyarakat Poso kepada media lantaran ketidakberimbangan pemberitaan kepada umat Islam. Media yang seharusnya menerapkan asas keberimbangan, justru terkesan bombastis dalam memberitakan kasus terorisme di Poso.
“Masyarakat Poso sampai tahu media ini corongnya siapa. Masyarakat Poso sudah tahu siapa di balik Metro Tv dan TV One,” katanya.
Pria yang pernah menjadi Dewan Syuriah NU Poso ini juga menampik pemberitaan dan juga pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menyematkan Poso sebagai “kota teroris”.
“Kami menolak Poso disebut sebagai pusat ‘teroris’,” kata Adnan.
(islampos/arrahmah.com)