STOCKHOLM (Arrahmah.com) – Badan pengungsian PBB pada Selasa (18/1/2011) menyatakan kekhawatiran terhadap laporan bahwa Swedia berencana untuk mengirim 25 orang Irak kembali ke Baghdad meskipun PBB sudah menasihati berulang kali bahwa kondisinya tidak memungkinkan untuk mengembalikan para pengungsi ke rumah mereka.
Swedia berencana untuk mendeportasi warga Irak, termasuk beberapa orang Kristen dan satu warga Turki, pada hari ini (19/1) meskipun UNHCR telah mengeluarkan aturan bahwa pencari suaka tidak boleh dikembalikan untuk saat ini karena alasan keamanan.
“UNHCR sangat prihatin bahwa Swedia berencana untuk mengirim sekitar 25 orang Irak kembali ke Baghdad besok,” kata Melissa Fleming, juru bicara kepala Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), pada konferensi pers.
Fleming menegaskan mereka berhak atas perlindungan sebagai pengungsi, terutama dengan memburuknya kondisi baru-baru ini untuk minoritas di Irak.
Meskipun ia tidak secara khusus mengacu pada insiden kekerasan sektarian yang telah meningkat di Irak dalam beberapa pekan terakhir, terutama gelombang penyerangan terhadap penganut Kristen.
Lima puluh dua orang tewas Oktober lalu ketika orang bersenjata menyerbu sebuah katedral Katolik Suriah di Baghdad. Media melansir Al Qaida mengancam akan meningkatkan serangan terhadap orang Kristen Irak selama periode Natal. Dua orang tewas dan sedikitnya 16 terluka dalam serangkaian serangan bom pada 30 Desember.
“Swedia memberikan perlindungan bagi mereka yang membutuhkannya, tetapi hal itu tidak berlaku bagi orang-orang yang tidak memenuhi persyaratan,” kata Menteri Imigrasi Swedia, Tobias Billstrom, pada Reuters di Stockholm, Selasa (18/1).
Empat negara-negara Eropa, diantaranya Inggris, Denmark, Norwegia, dan Swedia telah mendeportasi sebanyak 413 orang Irak pada tahun 2010 dan 51 orang dalam tahun ini, menurut data UNHCR. (althaf/arrahmah.com)