TUNIS (Arrahmah.com) – Para penjarah mengamuk disebuah penjara sementara api nampaknya terkait dengan tewasnya 42 tahanan.
Penjarahan, kerusuhan di penjara dan kekacauan di jalan yang mematikan telah melanda Tunisia setelah protes massal untuk menggulingkan rezim Zine El Abidine Ben Ali yang telah berkuasa lebih dari 20 tahun. Kini Ben Ali melarikan diri keluar negeri.
Pada Minggu (16/1/2011), AFP melaporkan bahwa seorang anggota keluarga presiden dilaporkan meninggal akibat luka tusukan pisau dua hari lalu.
Imed Trabelsi, keponakan istri Ben ali, meninggal dunia saat dirawat di sebuah rumah sakit militer di ibukota, tunis, seorang anggota staf militer mengatakan kepada AFP. Dia adalah orang pertama dalam keluarga besar presiden Ben Ali yang mati sebagai akibat dari pemberontakan.
Trabelsi adalah seorang pengusaha berpengaruh dan menjadi lebih dikenal setelah kawat diplomatik AS mengatakan bahwa ia dilaporkan telah mencuri milik ketua sebuah firma keuangan berpengaruh di Perancis, Lazard.
Seorang presiden interim, ketua parlemen, dilantik pada Sabtu (15/1) lalu untuk menggantikan Ben Ali dan mengisi kekosongan kekuasaan.
Di tengah ketidakstabilan politik, massa yang mengamuk menjarah toko-toko dan membakar stasiun kereta api dan tentara saling baku tembak di depan gedung kementrian dalam negeri.
Patroli pasukan di ibukota dilakukan dan keadaan darurat berlaku setelah Ben Ali melarikan diri ke Arab Saudi setelah protes mematikan.
Reuters melaporkan bahwa pasukan dengan pakaian sipil mengemudi dengan kecepatan tinggi melalui Tunis, menembak secara acak pada bangunan dan orang-orang sekitar.
Tentara dan petugas keamanan menyeret puluhan penjarah, diduga mereka keluar dari mobil mereka di bawah todongan senjata dan dibawa menggunakan truk, lapor AFP.
“Militer ditempatkan di seluruh Tunis, mereka mencoba untuk memeriksa mobil dan mengendalikan orang-orang yang lewat,” ujar Youssef Gaigi, seorang aktivis bloger berbasi di Tunisia.
Asap hitam mengepul di sebuah supermarket raksasa di Ariana, utara ibukota. Tentara melepaskan tembakan peringatan untuk mencoba menghentikan penjarah. Toko-toko dekat pasar utama juga diserang.
Target kerusuhan
Para perusuh sepertinya menargetkan kerajaan bisnis yang dimiliki oleh anggota keluarga Ben Ali. di Tunis, sebuah bank cabang Zeitouna yang didirikan oleh anak Ben Ali diserang dan dibakar, seperti juga kendaraan yang dibuat oleh KIA, Fiat dan Porsche-mobil didistribusikan di Tunisia oleh anggota keluarga yang berkuasa.
Di tengah kekacauan itu, penduduk Tunisia berdiri untuk melindungi lingkungan mereka, ujar Amine Ghali, seorang advokat demokrasi di Tunisia seperti yang dilansir Aljazeera.
“Ada masalah keamanan serius, tetapi orang-orang mengorganisir diri mereka. Mereka berdiri di depan perumahan mereka, membentuk komite…berusaha setenang mungkin dan berusaha untuk membantu militer,” ujarnya.
“Ini sangat tidak baik. Aku sangat ketakutan, anak-anakku pun begitu,” ujar Lilia Ben Romdhan, seorang ibu dengan tiga anak di luar Tunis. (haninmazaya/arrahmah.com)