BUSHEHR (Arrahmah.com) – Gempa kuat melanda kota tenaga nuklir Iran pada Selasa (9/3/2013), menewaskan 32 dan melukai 850 orang, menghancurkan rumah-rumah dan dua desa kecil, media Iran melaporkan, seperti dilansir Al-Arabiya.
Gempa dengan kekuatan 6,3 Skala Richter menghancurkan sebuah desa, kata seorang petugas Bulan Sabit Merah kepada Kantor Berita Mahasiswa Iran (ISNA).
Banyak rumah di wilayah pedesaan di provinsi tersebut yang dibangun dari batu bata lumpur sehingga mudah runtuh saat gempa terjadi.
“Berdasarkan angka terbaru tentang dampak gempa, 32 orang tewas dan 850 luka-luka,” kata wakil gubernur provinsi Bushehr, Shahpour Rostami, kantor berita Fars melaporkan.
Pusat gempa bumi berada di 89 km (55 mil) tenggara pelabuhan Bushehr, menurut US Geological Survey. Guncagan gempa pada sore itu juga dirasakan di pusat keuangan Dubai.
Iran meyatakan “tidak ada kerusakan pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr dan tidak ada pelepasan radioaktif dari instalasi.”
Laporan di media Iran mengabarkan tentang tanah longsor yang menghancurkan bangunan dan banyaknya orang yang berkumpul di kota Dashti dari daerah-daerah terpencil untuk mencari bantuan. Air dan saluran listrik terputus dan warga tinggal di jalan-jalan karena trauma akibat sedikitnya 14 gempa susulan.
Gempa itu lebih kecil dari 9,0 magnitudo yang melanda Jepang dua tahun lalu, yang memicu tsunami dan menghancurkan back-up generator dan merusak sistem pendingin pembangkit nuklir Fukushima yang mengakibatkan tiga reaktor meleleh.
Iran adalah satu-satunya Negara operasi pembangkit listrik tenaga nuklir yang tidak termasuk dalam Konvensi Keselamatan Nuklir, yang dinegosiasikan setelah bencana nuklir Chernobyl tahun 1986 yang mengontaminasi daerah yang luas dan memaksa sekitar 160.000 warga Ukraina pindah dari rumah mereka.
Pejabat Barat dan PBB telah mendesak dan memperingati Iran berulang-ulang untuk bergabung dengan forum keamanan. Sementara Tehran berulang kali juga menolak kekhawatiran keamanan pembangkit Bushehr – yang dibangun di daerah yang sangat seismik – yang mulai beroperasi pada bulan September 2011 setelah puluhan tahun penundaan itu.
Iran terletak di jalur patahan utama dan telah mengalami beberapa gempa bumi dahsyat dalam beberapa tahun terakhir, termasuk gempa 6.6 magnitude tahun 2003 yang meratakan kota tenggara Bam dan menewaskan lebih dari 25.000 orang. Pada Agustus lalu lebih dari 300 orang tewas ketika dua gempa melanda di barat laut.
Sebuah laporan yang diterbitkan pekan lalu oleh pakar US, Carnegie Endowment, dan Federasi Ilmuwan Amerika mengatakan bahwa “menakutkan” membangun reaktor Bushehr di persimpangan tiga lempeng tektonik.
Gempa terjadi pada Hari Teknologi Nuklir Nasional ketika para pemimpin Iran merayakan kemajuan teknologi yang mereka klaim akan menghasilkan lebih banyak minyak yang melimpah untuk ekspor. (banan/arrahmah.com)