Jerusalem (Alquds): Setelah gagal melancarkan agresi militer untuk menduduki wilayah Jalur Gaza memaksa militer Israel mengakui karakter musuh yang dihadapinya. Melalui mulut perwira dan prajuritnya, militer Israel mengakui mengalami kesulitan menembus Jalur Gaza karena menghadapi perlawanan yang disebutnya pasukan regular dan terlatih dari Brigade Izzuddin al Qassam, sayap militer Gerakan Hamas.
Itu pula yang dilihat sejumlah pengamat militer Israel mengomentari pertempuran sengit yang terjadi di Jalur Gaza, Senin (29/10), antara pasukan militer Israel dengan pejuang perlawanan Hamas. Pengamat militer Israel Ronny Daniel dalam pernyataan yang dilansir sejumlah media massa, beberapa jam setelah meletus pertempuran sengit pasukan Israel dengan para pejuang al Qassam di utara dan selatan Jalur Gaza, mengatakan bahwa militer Israel dalam pertempuran ini menghadapi kesulitan menghadapi sel-sel militer Palestina. Hal semacam ini tidak pernah terjadi sebelumnya kecuali pertempuran melawan Hizbullah di Libanon.”
Daniel mengutip kesaktian para serdadu di lapangan yang menegaskan bahwa mereka menghadapi sel-sel militer regular terlatih dan bertempur secara sangat modern seperti yang dilakukan Hizbullah. Mereka membidik sasaran-sasaran berbahaya. Apabila menembak pasti kena.
Di akhir pernyataannya Daniel mengatakan, “Serdadu Israel tidak sedang pergi rekreasi di Jalur Gaza, namun menghadapi pasukan reguler yang sebenarnya dan terlatih.” Komandan Pasukan Tempur Militer Israel, Jenderal Tzeshko Tamir mengatakan, Hamas membangun pasukan di Jalur Gaza dan kemampuan militer mereka dari hari ke hari semakin membaik.
Dalam wawancara khusus dengan harian Israel Ma’arev, Tamir menambahkan Hamas berupaya membangun markas yang terbentengi dan pangkalan-pangkalan permanent untuk menembakan roket dan menggali terowongan pengawas. Dia menegaskan bahwa aksi-aksi militer Israel pada saat ini bertujuan untuk mencegah perlindungan Hamas mendekati perbatasan.
Sumber: Infopalestina